Denpasar (Antara Bali) - Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Bali Dewa Ayu Sri Wigunawati mengatakan para calon anggota legislatif perempuan di Pulau Dewata dalam menyosialisasikan visi dan misi juga menyasar kalangan menengah ke atas.
"Kalangan menengah ke atas yang disasar tidak hanya khusus kaum perempuan, melainkan semua lapisan. Berkaca dari pengalaman Pemilu 2009 dengan jargon perempuan pilih perempuan ternyata kurang berhasil," katanya di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, meskipun disadari kalangan akar rumput itu mayoritas merupakan masyarakat perdesaan, tetapi kalangan menengah ke atas pun potensial untuk bersama-sama diajak sebagai agen perubahan dalam berpolitik dan berdemokrasi.
"Dengan demikian kalangan menengah ke atas yang identik dengan intelektualitasnya menjadi benar-benar tahu apa yang akan diperjuangkan calon wakil rakyat ketika nanti sudah duduk di lembaga legislatif," ucapnya.
Ia mengemukakan, kalangan menengah ke atas yang menjadi target para caleg perempuan dalam menyosialisasikan program berasal dari berbagai profesi, ada yang pengusaha, pendidik, hingga pengurus organisasi kemasyarakatan, termasuk pula kalangan pemilih pemula.
"Sosialisasi dengan sasaran tersebut memang cukup berat karena diperlukan waktu dan kekuatan mental. Yang tidak kalah penting, para caleg perempuan harus memiliki basis data yang cukup siapa kira-kira yang berpotensi untuk digarap sehingga nantinya dapat `menularkan` kepada konstituen yang paling bawah, sesungguhnya perempuan itu layak dipilih," katanya.
Di sisi lain, tidak ada salahnya juga memengaruhi pemilih kaum laki-laki karena mereka selanjutnya bisa juga memengaruhi teman, istri maupun anggota keluarga lainnya.
Sedangkan untuk pemilih pemula akan lebih mudah untuk diisi pemahaman politik karena mereka belum terkontaminasi oleh pencitraan politik yang keliru. Pemilih pemula jika diberikan pemahaman yang benar nantinya akan menjadi pemilih setia.
Berdasarkan data daftar calon tetap (DCT) dirata-ratakan dari keseluruhan jumlah kader yang dicalonkan untuk DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota, sebanyak 12 parpol di Bali telah mampu mencalonkan kader perempuan sejumlah 36,7 persen.
Ini artinya dari total 3.230 orang yang masuk DCT, sebanyak 1.186 orang (36,7 persen) diantaranya merupakan kader perempuan. (LHS)