Jakarta (Antara Bali) - Ilmuwan dari Inggris mengembangkan penggunaan nanopartikel untuk
menyelidiki ketidaksuburan, sebut laporan terbaru yang dipublikasikan
jurnal Nanomedicine: Nanotechnology, Biology and Medicine.
Teknik
ini dapat membantu peneliti menemukan penyebab kasus ketidaksuburan
yang tidak dapat dijelaskan sehingga selanjutnya dapat dilakukan
penanganannya pada pasangan yang terkena.
Metode yang digunakan
melibatkan nanopartikel silika berpori "sampul" ("envelopes" )
bersenyawa untuk mengidentifikasi, mendiagnosa penyebab ketidaksuburan.
Peneliti memperagakan jika nanopartikel dapat dilekatkan pada sperma
babi jantan tanpa efek yang merugikan fungsinya.
"Hal menarik
dari nanopartikel adalah mereka seperti amplop kosong yang dapat diisi
berbagai senyawa dan dimasukan ke dalam sel," kata ketua peneliti studi
ini, dari Universitas Oxford, Natalia Barkalina.
"Nanopartikel
yang kami gunakan nampaknya tak mengganggu sperma, ini membuat mereka
seperti sebuah kapal pengiriman yang sempurna, " katanya seperti yang
dilansir Xinhua.
Menurut peneliti, sperma sulit untuk diteliti
karena ukuran yang kecil, bentuk tak biasa dan waktu hidupnya yang
singkat saat diluar tubuh, namun ini adalah bagian penting dari
penelitian infertilitas (ketidaksuburan).
Pada metode sebelumnya, prosedurnya rumit dan membutuhkan waktu satu bulan sebelum sperma bisa digunakan.
Teknik baru ini memungkinkan peneliti melakukan proses yang lebih cepat.
"Dalam
beberapa tahun mungkin dapat menjelaskan atau bahkan mendiagnosa kasus
yang jarang terjadi pada pasien. Di masa depan kita bahkan bisa
memberikan pengobatan dengan cara yang sama," kata wakil penulis studi
ini, Celine Jones. (WRA)
Pengamat Masih Selidiki Penyebab Sperma Tidak Subur
Minggu, 17 November 2013 14:04 WIB