Singaraja (Antara Bali) - Aksi pemblokiran jalan yang dilakukan warga Sumber Kelampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali utara dikeluhkan para sopir jurusan Singaraja-Gilimanuk karena mengganggu aktivitas mereka.
Banyak sopir truk dan angkutan umum memarkir kendaraanya di pinggir jalan berjam-jam. "Kami sangat dirugikan dengan aksi ini. kami sudah menunggu dari jam 11, semestinya sudah balik dari Singaraja," keluh Sulaiman sopir truk dari Negara, Jembrana, Jumat.
Aksi pemblokiran jalan oleh warga, berimbas terhadap kehidupan sopir angkutan umum dan truk. Akibatnya mereka tidak bisa melintas di jalur jurusan Singaraja-Gilimanuk.
"Kami tidak melarang mereka melakukan protes tapi jangan mengorbankan masyarakat banyak, kami juga butuh makan yang punya anak dan keluarga. kalau begini bagaimana kami bisa dapat setoran untuk makan," ujar Komang Jati yang juga dialami sopir lainnya.
Para sopir juga sangat menyayangkan aparat keamanan dan pemerintah tidak bisa bertindak tegas. Semestinya aparat petugas dan pemerintah bisa memberikan rasa aman kepada kami rakyat kecil, kenapa penutupan jalan umum justru dibiarkan sehingga banyak warga yang dirugikan," keluhnya lagi.
Bagi kendaraan barang ukuran sedang dan kecil, serta kendaraan pribadi masih bisa melalui jalur alternatif melewati Pekutatan-Pupuan, namun jalur tersebut tidak bisa dilalui kendaraan truk besar dan tronton sehinga sopir truk memilih memarkir kendaraannya di pinggir jalan.
Masyarakat yang berasal dari Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali sejak Kamis (7/11) memblokade jalan utama Singaraja-Gilimanuk untuk menuntut hak atas tanah yang sejak 22 tahun silam diperjuangkannya.
Aksi massa yang didominasi oleh para petani, nelayan dan masyarakat adat mendesak Gubernur Bali dan Bupati Buleleng untuk menemuinya dan berdialog soal pemenuhan hak rakyat atas tanah di Desa Sumberklampok tersebut. (WRA)