Denpasar (Antara Bali) - Pengamat politik Gede Sudibia menilai kesadaran masyarakat dalam berpolitik kini tidak lagi berdasar hati nurani, namun tergantung imbalan atas hak suara yang hendak disalurkankan.
"Kondisi demikian menimbulkan biaya politik yang sangat mahal sehingga bagaimana pun yang terpilih, baik dalam pilkada maupun pemilu legislatif akan berusaha mengembalikan biaya yang dikeluarkannya selama menjabat," katanya di Denpasar, Kamis.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa masyarakat yang menggunakan hak politiknya, sekitar 76,6 persen karena mendapat imbalan.
"Kondisi itu meningkat dari lima tahun sebelumnya yang tercatat 49,7 persen sehingga menjadikan kegiatan politik itu semacam transaksi jual-beli suara seperti di pasar," ujar Gede Sudibia.
Hal itu mencerminkan ketidakpercayaan masyarakat menimbulkan biaya politik menjadi sangat mahal. Rendahnya kesadaran berpolitik itu telah menjadikan titik terendah dalam kehidupan berbangsa.
"Kondisi demikian menjadi lingkaran setan yang menyebabkan merosotnya nilai-nilai demokrasi, dan korupsi yang terjadi secara rutin itu menjadi musuh dan menyengsarakan masyarakat," ujarnya.(*/ADT)