Sanur (Antara Bali) - Pemerintah Indonesia akan membangun museum maritim di Jakarta dalam upaya menyelamatkan harta karun barang muatan kapal yang tenggelam atau BMKT, kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad.
"Kita berencana membangun museum maritim sebagai tempat penyimpanan barang-barang harta karun berumur ratusan tahun yang berhasil diangkat dari kapal-kapal yang tenggelam," kata Fadel di Sanur, Bali, Senin.
Seusai membuka sesi ke-8 Komisi Oseanografi Antarpemerintahan Subkomisi UNESCO untuk wilayah Pasifik Barat, ia mengatakan, belakangan ini sejumlah benda hasil penemuan dari kapal tersebut dilakukan lelang kepada para kolektor.
"Sekarang kita tak lagi membicarakan masalah lelang tersebut, namun kita akan berupaya menyelamatkan barang-barang peninggalan sejarah," ucapnya.
Ia mengatakan, dalam pertemuan yang dihadiri perwakilan UNESCO kali ini, pihaknya akan berupaya memanfaatkan waktu dengan melakukan pembicaraan terkait membangun museum maritim di Jakarta itu.
"Indonesia baru memiliki satu museum maritim, yaitu di Bangka Belitung, Riau. Di museum itu koleksi juga cukup banyak. Harapan kita, di ibu kota negara di Jakarta juga dibangun museum tersebut," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, hasil pembicaraan dengan pihak UNESCO diharapkan dapat membantu upaya pembangunan museum tersebut.
"Benda-benda yang sudah diangkat dari kapal tenggelam ratusan tahun di perairan Indonesia cukup banyak, dan selama ini sebagian dititipkan di sejumlah museum. Jika nanti museum maritim terwujud, maka benda itu akan menjadi koleksinya," ujar Fadel.
Langkah pembangunan museum maritim di ibu kota negara, menurut Fadel, sebagai bentuk apresiasi benda-benda bernilai sejarah, sekaligus jawaban atas gagalnya dilakukan lelang terhadap benda harta karun beberapa pekan lalu.
Pelelangan terhadap 271 ribu keping BMKT berusia 1.000 tahun yang diangkat dari perairan utara Cirebon, Jawa Barat, belum lama ini, menemui kegagalan.
Secara resmi, Panitia Nasional Pengangkatan dan Pemanfaatan (PANNAS) lelang BMKT Cirebon akhirnya menyatakan bahwa lelang diakhiri.
Adapun nilai keseluruhan harta karun atau BMKT berusia sepuluh abad tersebut minimal Rp720 miliar. Harta karun yang ditemukan di perairan Cirebon itu meliputi perhiasan, seperti rubi, mutiara, perhiasan emas, batu, kristal Dinasti Fatimiya, pecah belah Iran, dan keramik-keramik China.
Termasuk juga sarung golok emas dan rock crystal yang diyakini sebagai peninggalan anggota keluarga Nabi Muhammad SAW.(*)