Jember (Antara Bali) - Istri almarhum aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir, Suciwati,
mendesak aparat kepolisian mengungkap kasus pencurian di rumah yang akan
dimanfaatkan sebagai pusat pendidikan dan kampanye HAM "Omah Munir".
"Saya curiga, kasus pencurian itu direkayasa oleh pihak tertentu
karena hasil penyelidikan polisi belum jelas hingga dua pekan kasus itu
dilaporkan," kata Suciwati usai Peringatan Hari Tani Nasional di Sanggar
Tanoker Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa.
Ia menduga pencurian barang-barang itu pesanan pihak tertentu
karena kawanan pencuri mengambil komputer jinjing (laptop), kamera
digital dan sepeda.
"Saya jadi makin curiga ada rekayasa dalam kasus pencurian itu.
Barang yang dicuri adalah laptop dan kamera yang menyimpan data dan
informasi penting, termasuk foto kegiatan almarhum suami dan aktivitas
saya. Ini kan aneh," tuturnya.
Suciwati mengaku mendapat informasi bahwa polisi sudah menangkap
pelaku pencurian di "Omah Munir", namun informasi yang didapat pelaku
yang ditangkap itu bukan pencuri yang sebenarnya.
"Entahlah. Kita lihat nanti bagaimana polisi mengungkap kasus itu," ucap ibu dua anak itu.
Sejak awal, istri almahum Munir itu mengaku curiga dengan
pembobolan dan pencurian rumah almarhum suaminya di Desa Sidomulyo, Kota
Batu, Jawa Timur yang terjadi pada Sabtu (7/9) malam.
"Pencuri itu tidak mengambil beberapa barang berharga di rumah yang
akan dijadikan museum itu, namun mengambil sejumlah barang yang
menyimpan dokumen penting," katanya.
Ia berharap aparat kepolisian serius mengungkap kasus tersebut.
"Kami ingin hukum benar-benar ditegakkan oleh polisi," ujarnya.
Kasus pencurian tersebut diketahui Minggu (8/9), setelah Suciwati
berada di Jakarta selama beberapa hari dan pelaku diduga mengetahui
rumah dalam kondisi kosong.
Setelah mengetahui rumahnya dijarah, Suciwati melaporkan kasus tersebut ke Kepolisian Sektor (Polsek) Batu.
Rumah yang dibobol pencuri tersebut rencananya dimanfaatkan menjadi
pusat pendidikan dan kampanye HAM bernama "Omah Munir" yang dibangun
oleh sahabat Munir yang tergabung dalam Perkumpulan Munir.
Tujuannya untuk memberikan kontribusi bagi pendidikan HAM di
Indonesia dan memberikan suntikan semangat "melawan lupa" atas
pembunuhan pejuang HAM 7 September 2004. (WRA)
Suciwati Desak Polisi Ungkap Pencurian "Omah Munir"
Selasa, 24 September 2013 20:21 WIB