Coca-Cola Bantu Atasi Kesulitan Air Bersih

Denpasar (Antara Bali) - Produsen minuman ringan Coca-Cola membantu secara aktif dalam mengatasi kesulitan air bersih yang dialami masyarakat Kabupaten Karangasem.

"Bantuan air kemasan maupun lewat mobil tangki air itu dilaksanakan secara berkesinambungan sejak 2009 hingga sekarang. Itu bentuk perhatian kami terhadap masalah krisis air bersih," kata Geri Centura dari PT Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) di Denpasar, Sabtu.

Dalam membantu mengatasi krisis air bersih di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem itu, pihaknya bekerja sama dengan "East Bali Poverty Project" (EBPP) sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) bertaraf internasional.

Program "Water for Life" sesuai dengan komitmen pihak perusahaan swasta tersebut tercantum dalam salah satu pilar tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-CSR).

Geri menambahkan, pada awal kegiatan sosial tersebut pihaknya juga membantu tiga unit mobil tangki sekaligus biaya operasional yang pengelolaannya dilakukan LSM tersebut.

Selama delapan bulan periode Januari-Agustus 2013 telah menyalurkan air minum secara cuma-cuma kepada masyarakat 504.584 liter kepada 48 pos pelayanan terpadu (Posyandu) yang selanjutnya disalurkan kepada ribuan warga setempat.

Air minum gratis itu selain itu memenuhi kebutuhan air minum dan memasak, juga untuk untuk kebutuhan binatang ternak warga, seperti babi dan sapi.

Penyaluran air bersih itu setiap tahunnya terus meningkat. Pada 2009 hanya 324 ribu liter. Kemudian pada 2010 naik menjadi 1,48 juta liter dan 2011 mencapai 2,58 juta liter.

Sedangkan pada 2012 sebanyak 2,12 juta liter dan hingga akhir 2013 ditargetkan tiga juta liter.

Selain pengadaan air bersih bagi masyarakat yang wilayah Bali timur itu, lanjut dia, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) CCAI juga diarahkan pada program kebersihan pantai di Kabupaten Badung, meliputi Kuta, Legian, Seminyak, Kedonganan, dan Jimbaran.

CCAI juga pemeliharaan tukik atau anak penyu sekaligus melepaskan ke perairan laut bebas sebagai upaya mendukung mengembalikan ke habitatnya. (M038)