Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah pada Jumat pagi tertekan tipis sebesar 10
poin terhadap dolar AS didorong oleh investor di pasar uang yang masih
khawatir terhadap defisit neraca berjalan Indonesia.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada
Jumat pagi bergerak melemah sebesar 10 poin menjadi Rp11.655 dibanding
sebelumnya di posisi Rp11.645 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir di Jakarta, Jumat
mengatakan sentimen negatif masih membayangi kinerja rupiah setelah
serangkaian data ekonomi Indonesia yang dirilis awal pekan menegaskan
kekhawatiran investor terhadap tingginya inflasi, defisit neraca
perdagangan, dan perlambatan ekonomi Indonesia.
Dari sisi eksternal, lanjut dia, berkurangnya klaim pengangguran AS
dan berlanjutnya ekspansi sektor jasa di AS juga semakin membuat
investor khawatir dengan potensi pengurangan stimulus moneter Federal
Reserve dalam waktu dekat.
"Investor cukup cemas menanti data tenaga kerja AS nanti malam yang
mungkin dapat memberikan alasan bagi bank sentral AS untuk mulai kurangi
program pembelian obligasi pada pertemuan di pertengahan September
mendatang," kata dia.
Ia memperkirakan nilai tukar rupiah mungkin akan diperdagangkan di
kisaran Rp11.408--11.775 per dolar AS pada akhir pekan ini.
Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova
mengharapkan nilai tukar rupiah kembali positif seiring dengan ekonomi
China yang mulai membaik, sehingga dapat meningkatkan ekspor Indonesia
ke negara itu.
"China merupakan salah satu tujuan ekspor bagi Indonesia, perbaikan
ekonomi China diharapkan membantu menahan depresiasi nilai tukar
domestik," kata dia.
Ia menambahkan kondisi di Eropa juga cenderung membaik seiring
dengan kepercayaan konsumen di beberapa negara kawasan Euro yang mulai
membaik. (WRA)
Nilai Rupiah Pagi Tertekan 10 Poin
Jumat, 6 September 2013 11:19 WIB