Denpasar (Antara Bali) - Ketua Dewan Harian Daerah 1945 Provinsi Bali I Wayan Windia mencatat 131 kali pertempuran untuk memperjuangan kemerdekaan RI di wilayah Pulau Dewata.
"Pertempuran oleh masyarakat setempat untuk mengusir kaum penjajah di berbagai tempat yang puncaknya terjadi di Margarana, Kabupaten Tabanan 20 November 1946 mengakibatkan 1.371 gugur di medan perang," katanya di Denpasar, Kamis.
Seusai mendampingi Ketua Umum Dewan Harian Nasional Angkatan 45 Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto mendeklarasikan Gerakan Nasional Pembudayaan Pancasila (GNPP) di Monumen Perjuangan Bangsal, Kabupaten Buleleng, dia menyebutkan bahwa penduduk Bali pada saat itu sekitar satu juta jiwa.
Namun masyarakat yang aktif melakukan perlawanan terhadap penjajah tidak lebih dari 25 ribu orang yang dilakukannya di berbagai tempat.
Di tempat-tempat pertempuran berskala kecil dan sedang itu hingga kini belum seluruh dibangun monumen atau tonggak perjuangan.
Namun beberapa di antara lokasi bekas perjuangan melawan penjajah yang ingin berkuasa kembali di Indonesia, khususnya Bali sudah dibangun monumen atau tonggak perjuangan.
Prof Windia menambahkan, tonggak perjuangan yang dibangun di beberapa lokasi bekas pertempuran itu kini kondisinya cukup memprihatinkan, karena tidak terawat dan terurus dengan baik.
"Banyak patung sebagai tonggak sejarah tidak dihargai, bahkan ada yang dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah," ujar Prof Windia yang juga guru besar Universitas Udayana.
Untuk itu pihaknya telah menyurati Bupati dan sejumlah camat untuk memelihara dan membersihkan tonggak sejarah yang dulu lokasi itu pernah sebagai tempat pertempuran para pejuang bangsa. (LHS)