Amlapura (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengharapkan lembaga pendidikan nonformal bernafaskan agama Hindu atau pasraman mampu meningkatkan budi pekerti anak yang lebih baik di tengah era globalisasi.
"Pasraman itu memiliki tujuan membangun sumber daya manusia yang menyeimbangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Adanya pasraman diharapkan tak hanya menciptakan SDM yang cerdas tetapi juga memiliki budi pekerti yang baik," katanya usai membuka Pasraman Desa Pakraman Se-Bali Tahun 2013 yang dipusatkan di Pasraman Widya Guna Santhi, Desa Pakraman Bukit, Kabupaten Karangasem, Kamis.
Untuk memantapkan hal itu, Pemerintah Provinsi Bali sebelumnya telah meningkatkan bantuan anggaran bagi 1.480 desa pakraman di Pulau Dewata sebesar Rp100 juta yang diambilkan dari APBD 2013.
Dana itu meningkat dari yang sebelumnya dianggarkan sebesar Rp55 juta. Dari jumlah itu, Rp20 juta dianggarkan untuk kegiatan pasraman yang ada di seluruh desa pakraman di Pulau Dewata.
Berbagai kegiatan dilaksanakan dalam pasraman yang lebih menonjolkan pengajaran agama Hindu, seni dan budaya kepada anggota pasraman yang merupakan anak-anak dan generasi muda.
Pengajaran yang diberikan di antaranya penanaman agama dan budi pekerti, seni dan keterampilan yang berkaitan dengan kegiatan upacara adat di Bali, gerakan cinta lingkungan, hingga penyuluhan bahaya narkoba.
"Kalau di sekolah anak-anak sudah mendapatkan pengajaran agama namun itu sebatas ilmu pengetahuan. Di pasraman ini prakteknya lebih di tingkatkan," ucapnya.
Pastika menilai dengan adanya kegiatan pasraman itu diharapkan pula mampu menangkal adanya pengaruh negatif sebagai dampak pesatnya perkembangan teknologi dan informasi yang terkadang bisa disalahgunakan sehingga memicu perubahan karakter generasi muda.
"Perubahan itu tidak bisa kita hindari terlebih bagi anak-anak muda. Untuk itu perlu diberi tuntutan agama, adat, dan budaya yang berimbang melalui pasraman," ujar mantan Kepala Polda Bali itu. (DWA)