Jakarta (Antara Bali) - Indonesia bertekad menjadi pengendali harga "crude palm oil" (CPO) atau minyak sawit mentah dunia karena 85 persen pasokan CPO dunia berasal dari Indonesia.
Selama ini justru Eropa yang hanya sebagai konsumen minyak sawit mentah itu menjadi referensi terbesar harga komoditas tersebut.
Untuk itu Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan akan mengubah kebijakan penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) untuk CPO. Penetapan HPE CPO bakal dibuat berdasarkan referensi rata-rata dari harga di bursa berjangka Jakarta (60 persen), Kuala Lumpur (20 persen), dan Rotterdam (20 persen).
"Kami baru mengeluarkan kebijakan terakhir 20 Juni 2013. HPE sawit kita ubah, selama ini harga rata-rata tidak ada pembobotan. Dan berlaku 1 Juli 2013, 60 persen gunakan Jakarta, 20 persen dari Bursa Kuala Lumpur, 20 persen Bursa Rotterdam," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi kepada wartawan di Jakarta, Jumat (7/6).
"Selama ini harga sawit banyak ditentukan oleh konsumen (Eropa) jadi harus dilihat dari kepentingan kita sendiri," kata Bayu.
Melalui kebijakan baru itu diharapkan akan membuat kepentingan Indonesia dalam perdagangan CPO, yang kini tengah dikaji oleh Environmental Ptotection Agency (EPA) untuk masuk dalam daftar produk ramah lingkungan, lebih terakomodasi. (*/ADT)