Badung (Antara Bali) - Petani rumput laut di Pantai Pandawa, Kabupaten Badung, gagal panen setelah tanaman mereka menjadi mangsa kawanan ikan tawah atau baronang (siganus sp).
"Sudah sebulan ini tidak ada lagi tanaman rumput laut," kata Made Nomer (60), petani rumput laut Pantai Pandawa, Desa Adat Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Minggu.
Para petani rumput laut di pesisir selatan Pulau Bali itu resah karena tidak bisa memanen komoditas andalan mereka.
Harga rumput laut di tingkat petani pun saat ini sedang bagus, yakni berada pada kisaran angka Rp13.000 per kilogram. Pada hari-hari sebelumnya selalu berada di bawah Rp10.000 per kilogram.
Pantai Pandawa merupakan penghasil terbesar rumput laut jenis "cottonii" di Bali selain Pulau Nusa Lembongan, Kabupaten Klungkung, yang diekspor ke sejumlah negara.
Made Nomer dan Wayan Resta menuturkan bahwa tanaman mereka diserang hama ikan itu saat masih berusia 15 hari. Biasanya petani Pantai Pandawa memanen rumput laut saat usia tanamnya sudah mencapai 35-40 hari.
"Lahan rumput laut di sini termasuk subur. Setiap seribu iris bibit saja bisa menghasilkan 200 kilogram," kata Made Nomer yang memiliki lahan rumput laut seluas 1 hektare itu.
Menurut dia, saat ini para pengurus Kelompok Tani Sari Segara yang membawahi para petani rumput laut di Desa Adat Kutuh sedang mengajukan permintaan bibit kepada Pemerintah Kabupaten Badung.
"Kalau sudah dapat bantuan bibit, para petani di sini akan memagari lahan rumput laut dengan jaring agar tidak bisa dimasuki ikan tawah," katanya.
Selain untuk kegiatan budi daya, lahan rumput laut di Pantai Pandawa juga menjadi objek wisata. Bahkan Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) telah menetapkan Pantai Pandawa sebagai objek wisata rumput laut sebagai upaya pelestarian kawasan pesisir. (M038)
Petani Rumput Laut Pantai Pandawa Gagal Panen
Minggu, 9 Juni 2013 18:47 WIB