Jakarta (ANTARA) - Ajang Konferensi Diplomasi Digital Internasional (International Conference on Digital Diplomacy/ICDD) yang diinisiasi oleh Kementerian Luar Negeri RI dan digelar pada Selasa dari Bali secara hybrid telah menghasilkan dokumen Bali Message yang mencakup lima area fokus utama.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah dalam konferensi pers yang dipantau dari Jakarta, Selasa.
“ICDD menghasilkan Bali Message on International Cooperation in Digital Diplomacy yang telah mengidentifikasi lima area fokus utama yaitu kerangka kebijakan Pemerintah untuk mendukung diplomasi digital, manajemen krisis melalui diplomasi digital, manajemen data untuk mendukung diplomasi digital, inovasi bagi UMKM, dan peranan data dalam diplomasi digital dalam penanganan krisis,” jelas Faizasyah.
Pihaknya berharap agar dokumen tersebut dapat diimplementasikan secara sukarela oleh negara-negara yang berpartisipasi sesuai dengan kondisi kebutuhan dan prioritas diplomasi digital masing-masing.
“Dan diharapkan juga dapat mendorong kolaborasi dan memanfaatkan potensi diplomasi untuk kemajuan masyarakat dunia,” tambahnya.
Baca juga: BDF ke-13 akan tunjukkan kesiapan Bali buka wisata
Penyelenggaraan ICDD berlangsung dari Bali secara hybrid dengan mengangkat tema “Unmasking Digital Diplomacy in the New Era” dan diikuti oleh 4.300 peserta dari dari sektor pemerintah, swasta, dan wakil masyarakat umum dari berbagai negara.
Faizasyah menjelaskan bahwa Menteri Luar Negeri Retno Marsudi secara khusus memberikan penekanan terhadap tiga hal terkait diplomasi digital, yang pertama yakni peningkatan kepercayaan dengan membangun lingkungan digital yang kondusif dan terbebas dari ancaman keamanan siber, serta terjaganya privasi data.
Kedua yakni menjembatani kesenjangan digital antar-negara dan diantara komunitas-komunitas di dalam suatu negara atau terhadap satu negara, dengan memberikan bantuan peningkatan diplomasi digital terutama bagi negara-negara berkembang.
Poin ketiga mencakup diplomasi digital untuk menangani isu global dengan memanfaatkan platform digital yang sudah ada serta mengembangkan teknologi baru, seperti kecerdasan buatan dan realitas maya untuk mendukung pelaksanaan tugas diplomasi dan penanganan isu global secara lebih efektif dan efisien.
ICDD sendiri merupakan tindak lanjut dari konferensi serupa di tingkat regional yang diinisiasi oleh pemerintah pada tahun 2019 lalu sebagai forum antar-pemerintah pertama di kawasan yang membahas diplomasi digital.