Denpasar (Antara Bali) - Mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar saling berkolaborasi menggelar seni pertunjukan sebagai tugas akhir.
"Mereka rata-rata punya keberanian dan kemampuan memadukan dua unsur atau lebih ke dalam satu garapan karya seni sehingga penyuguhannya lebih unik dan menarik," kata Dekan FSP ISI Denpasar I Ketut Garwa setelah menyaksikan pementasan 10 karya mahasiswa di kampus setempat, Rabu (22/5) malam.
Sepuluh dari 40 mahasiswa yang mengikuti ujian akhir tampil pada hari pertama itu menyuguhkan karya ciptaan orisinil dengan menggabungkan dua perangkat gamelan atau lebih menjadi sebuah hiburan yang unik dan bermutu.
"Perpaduan alat musik atau garapan tari yang disuguhkan mampu menciptakan alunan musik yang menyejukkan hati dan kedamaian dalam batin," ujar Ketua Jurusan Seni Tari I Nyoman Cerita menambahkan.
I Ketut Muada, mahasiswa program studi seni Pedalangan dengan penata iringan I Putu Tiodore Adi Bawa dan sanggar pendukung Joblar ABG menyuguhkan pagelaran wayang kulit yang memukau.
Diceritakan perjalanan Brahmana Sangkya dari Kalingga Jawa Timur ingin bertemu Dalem Waturenggong yang keberadaannya baru diketahui berkat petunjuk dari Dewata.
Pada masa pemerintahan Dalem Watu Renggong di Kerajaan Gelgel Pura berlangsung upacara besar di Pura Besakih. Saat itu juga Sangkya datang mengaku saudara Dalem Waturenggong. (*/WRA)