Buleleng, Bali (ANTARA) - Desa Kayuputih, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali memiliki perpustakaan desa yang berperan penting dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat di daerah tersebut.
"Kami berupaya agar anak-anak tidak sebatas mencari informasi lewat gawai atau telepon pintar semata, tetapi memiliki pengalaman dengan membaca buku," kata Pengelola Perpustakaan Widya Utama Sila Sakti Desa Kayuputih Ni Putu Eka Mely Astari di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Kamis.
Baca juga: Wabup Buleleng buka lomba bertutur anak untuk pengembangan SDM
Ia menjelaskan sejak mulai beroperasi pada awal 2025, perpustakaan ini menjadi cahaya literasi baru sebagai jembatan pengetahuan bagi masyarakat, terutama generasi muda.
Dengan koleksi lebih dari 1.000 buku, perpustakaan menyediakan beragam bacaan, mulai dari buku pelajaran sekolah, sejarah, hingga cerita anak-anak yang sangat menarik minat warga sekitar.
“Kami membuka akses membaca dan peminjaman buku bagi warga dengan syarat menjadi anggota perpustakaan. Buku dapat dibawa pulang selama satu minggu,” katanya.
Astari menegaskan pentingnya perpustakaan desa sebagai alternatif sumber belajar yang lebih mendalam dan terarah dibanding sekadar mencari informasi lewat gawai.
“Kami ingin anak-anak lebih banyak membaca buku daripada bermain HP. Ini demi masa depan mereka yang lebih berkualitas,” ujarnya.
Baca juga: Pemkab Buleleng bantu siswa yang sulit membaca
Sementara itu, Sekretaris Desa Kayuputih Gede Untung Suarnaya memaparkan Perpustakaan Widya Utama Sila Sakti berhasil mencatat prestasi dengan meraih juara dalam lomba perpustakaan desa tingkat kabupaten yang diselenggarakan oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Buleleng.
Pihaknya menyampaikan perpustakaan ini merupakan wujud nyata inovasi desa dalam menumbuhkan budaya literasi. “Pembangunannya dilakukan dua tahap, dimulai tahun 2023 dan selesai pada 2024. Kini, perpustakaan ini menjadi pusat pembelajaran yang mudah dijangkau masyarakat,” ujarnya.
Ia mengajak warga desa untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai ruang edukasi yang menyenangkan.
“Kami ingin budaya membaca tumbuh sejak dini. Semakin banyak anak yang terbiasa membaca, semakin besar harapan kita membentuk generasi yang kritis, cerdas, dan bermanfaat,” katanya.