Denpasar (ANTARA) - Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Bali mengungkap 56 kasus premanisme dalam waktu delapan hari selama operasi Pekat Agung 2025.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Bali Komisaris Besar Polisi Ariasandy di Denpasar, Jumat, mengatakan puluhan pelaku melakukan aksi premanisme berupa pemalakan, begal dan parkir liar.
Adapun jumlah tersangka dalam kasus tersebut 56 orang.
Para tersangka sudah ditahan di Rutan Polda Bali sembari menanti pemberkasan perkara dinyatakan lengkap untuk dilimpahkan ke Kejaksaan.
Dia mengatakan angka tersebut terbilang kecil sehingga wilayah Bali masih tergolong sedikit jika dibandingkan dengan Polda-Polda lain di Indonesia.
"Hasil pengungkapan aksi premanisme Polda Bali sedikit ini membuktikan kalau wilayah hukum Bali masih sangat aman terutama dari aksi premanisme dan situasi Kamtibmas Bali secara umum masih sangat aman dan kondusif," kata dia.
Baca juga: Gubernur Bali minta kepala kesbangpol baru hadapi ormas preman
Menurut dia keamanan Bali tidak terlepas dari dukungan masyarakatnya yang peduli dan sadar akan pentingnya menjaga keamanan dan kerukunan, termasuk peran para Pecalang Adat Bali yang sangat aktif dalam menjaga wilayah adatnya masing-masing ditambah yang terpenting sinergitas TNI-Polri, serta stakeholder terkait lainnya dalam menjaga situasi Kamtibmas Bali agar tetap aman.
Pemberantasan premanisme di Bali sebagai bentuk menjaga iklim investasi.
Pelaksanaan Ops Pekat Agung Polda Bali dan jajaran melibatkan 715 personel (Polda 200 personell dan Polres/Polresta jajaran 525 personel).
Adapun target operasi (TO) Operasi Pekat Agung yakni khusus pemberantasan aksi premanisme yang menghambat investasi.
Ariasandy berharap masyarakat Bali dapat tetap bersinergi memelihara iklim investasi dan memerangi aksi premanisme.
Baca juga: Polda Bali gelar Operasi Pekat Agung sikat premanisme