Jembrana, Bali (ANTARA) - Kepolisian Resor Jembrana, Bali mengusulkan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Terpadu Anti Premanisme gabungan antar institusi.
Hal itu disampaikan Kepala Bagian Operasional Polres Jembrana Komisaris (Kompol) Tjokorda Gede Arim M. Putra saat pemaparan dalam rapat koordinasi lintas sektoral yang dihadiri TNI dari Kodim 1617 Jembrana, Koramil, Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Sosial dan tokoh masyarakat di Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, Sabtu.
"Dari Operasi Pekat Agung yang kami lakukan, kami merekomendasikan pembentukan Satgas Terpadu Anti Premanisme terpadu dari institusi terkait dan tokoh masyarakat," kata Arim.
Dia mengatakan, beberapa gangguan keamanan yang harus diantisipasi antara lain pungutan liar, pemalakan, bentrokan antar ormas, geng motor dan penipuan berkedok sumbangan.
Baca juga: Polda Bali bongkar 56 kasus premanisme dalam 8 hari
Untuk mencegah gangguan tersebut, pihaknya melakukan sejumlah langkah strategis seperti patroli rutin ke kawasan rawan, menyambangi dan melakukan penyuluhan kepada masyarakat, razia pendatang dan kegiatan rutin yang ditingkatkan.
"Dalam kegiatan tersebut sejumlah tantangan masih ditemui, seperti masyarakat yang enggan melapor karena takut intimidasi, serta belum optimalnya penanganan yang bersifat preventif dan menyeluruh," katanya.
Agar pemberantasan premanisme dalam berbagai bentuk bisa berjalan maksimal, pihaknya merekomendasikan Satgas Terpadu Anti Premanisme yang melibatkan seluruh institusi terkait dan tokoh masyarakat.
Kapolres Jembrana Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Kadek Citra Dewi Suparwati mengatakan, sinergi lintas sektoral penting dilakukan untuk menciptakan situasi yang aman dari premanisme dan gangguan keamanan lainnya.
Menurut dia, selama Operasi Pekat Agung pihaknya menangkap empat pelaku tindak pidana, dengan dua diantaranya merupakan target operasi.
Baca juga: Gubernur Bali minta kepala kesbangpol baru hadapi ormas preman
"Apa yang kami temukan saat Operasi Pekat, kami jadikan acuan untuk menyusun strategi pengamanan yang lebih luas lewat sinergi lintas sektoral," katanya.
Pihaknya menilai, karena merupakan pintu gerbang Bali lewat Pelabuhan Gilimanuk, tindak kejahatan di daerah ini dinamis.
"Kami antisipasi potensi sekecil apapun termasuk dari sisi kependudukan. Seperti anak punk yang kami minta kembali karena tidak membawa identitas," katanya.
Upaya Polres Jembrana ini mendapatkan dukungan dari Komandan Kodim 1617 Jembrana Letnan Kolonel Infanteri M. Adriansyah yang mengatakan, pihaknya siap mengerahkan anggotanya dalam menjaga ketertiban.
"Apalagi akan ada pembangunan besar pelabuhan ikan di Desa Pengambengan. Kami prediksi pembangunan tersebut akan meningkatkan mobilitas masyarakat," katanya.
Dalam pertemuan ini, seluruh instansi dan tokoh masyarakat sepakat menjalin kolaborasi untuk menjaga Jembrana aman dan kondusif.