Denpasar (ANTARA) - Dua tim mahasiswa Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) Bali berhasil berprestasi dalam ajang internasional MITRE Embedded Capture the Flag (eCTF) 2025.
Salah satu perwakilan Tim INSTIKI 1 Mahesa Rama Aditya di Denpasar, Rabu, mengatakan timnya berhasil menempati TOP 50 Global Leaderboard dan meraih TOP 1 Region Indonesia Leaderboard.
Yang menjadi kebanggaan, ia bersama I Gede Oka Agustawan Giri, Putu Ajust Putra Pratama, dan Abrar Muhammad Rizky, yang dibimbing langsung oleh dosen INSTIKI I Nyoman Buda Hartawan dapat bersaing dengan peserta dari kampus-kampus ternama dunia seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT).
“Mengikuti MITRE eCTF 2025 memberikan pengalaman berharga dalam mengamankan sistem embedded,” kata Mahesa Rama.
Selain menambah wawasan tentang bagaimana merancang embedded system yang efisien dan aman, ia berharap ke depannya mahasiswa INSTIKI dapat terus berkembang di bidang cyber security dan aktif berpartisipasi dalam kompetisi baik di tingkat internal kampus, nasional, maupun internasional.
Kompetisi MITRE eCTF sendiri merupakan ajang internasional yang mengembangkan dan menguji kemampuan di bidang cyber security dan sistem tertanam (embedded systems).
Dalam kompetisi ini, peserta kompetisi diuji untuk merancang sebuah sistem berbasis embedded system dengan keamanan sesuai standar ketat yang ditetapkan pihak MITRE, kemudian melanjutkan ke tahap pengujian dan penyerangan untuk mengumpulkan poin.
Para peserta kompetisi diuji melalui pengalaman merancang sistem yang aman dan sekaligus belajar dari kesalahan-kesalahan yang mereka lalui.
Dalam kompetisi yang berlangsung dari 15 Januari sampai 16 April 2025 itu tidak hanya tim Mahesa Rama yang ikut serta dan berprestasi, namun ikut pula tim INSTIKI 2.

Tim INSTIKI 1 dan tim INSTIKI 2 sendiri bergabung dan berlatih bersama dalam UKM INSTIKI Cyber Hub.
Adapun prestasi yang diraih tim INSTIKI 2 dalam MITRE eCTF adalah TOP 60 Global Leaderboard sekaligus TOP 2 Region Indonesia Leaderboard.
Perwakilan tim bernama I Made Dony Ananta Kusuma menceritakan pengalamannya bersama Jodi Therson, I Kadek Pica Widhi Ada, I Nyoman Trisna Adisaputra, Putu Duta Vista Wedanta, I Made Riyan Putra Wibawa, dan Made Wira Darma Putra yang dilatih di bawah bimbingan dosen INSTIKI I Gede Adnyana selama bertanding.
“Perlombaan ini dimulai dengan proses registrasi, kemudian berlanjut pada bulan Januari 2025 saat kompetisi resmi dimulai,” ujar I Made Dony.
Dalam perlombaan ini, peserta diminta merancang sebuah sistem berbasis board yang dirancang menyerupai TV satelit, di mana sistem tersebut harus mampu melakukan proses enkripsi dan dekripsi data dengan aman.
Setelah tahap perancangan selesai, peserta kemudian mengikuti fase pengujian dan serangan untuk mengumpulkan poin.
“Saya sangat excited mengikuti lomba ini, apalagi dengan pengalaman baru menggunakan board khusus yang masih jarang di Indonesia, ini menjadi pengalaman berharga dalam memperdalam ilmu cyber security,” kata I Made Dony.
Ia berharap dapat terus mengasah kemampuan agar dapat kembali berkompetisi di masa mendatang dengan lebih siap dan berpengalaman.
Menurutnya ini juga bukti keberhasilan mahasiswa INSTIKI mampu bersaing di level dunia, membawa nama INSTIKI sejajar dengan kampus-kampus top dunia dalam bidang teknologi informasi dan keamanan siber.
“Prestasi ini menjadi komitmen INSTIKI sebagai kampus teknologi terbaik di Bali dan Nusa Tenggara dalam mencetak talenta-talenta muda kreatif dan inovatif yang siap menghadapi tantangan era digital,” ucapnya.