Jembrana, Bali (ANTARA) - Seorang nelayan di Kabupaten Jembrana, Bali, tewas akibat tersambar petir saat memancing di Selat Bali, Kamis.
"Nelayan itu pergi memancing ke laut bersama istrinya. Dia tewas dengan luka bakar mulai dari leher hingga paha akibat disambar petir," kata Kapolsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk Komisaris Polisi I Komang Muliyadi di Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, Kamis.
Dia mengatakan pada hari ini sekitar pukul 12.30 Wita, Suprianto (23) warga Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk berangkat melaut dengan niat memancing cumi-cumi bersama Rere Astuti, istrinya.
Dari keterangan saksi, menurut dia, cuaca saat itu gerimis disertai petir di sekitar lokasi pasangan tersebut memancing.
"Saksi yang melihat sesaat setelah petir menyambar, korban langsung tidak sadarkan diri di atas sampannya," katanya.
Baca juga: Sebanyak 12 orang tersambar petir di Kabupaten Jembrana Bali
Warga di darat yang mendengar kabar tersebut langsung berupaya melakukan pertolongan, termasuk I Putu Kompyang Swardika, anggota polisi yang bertugas di Pos Gelungkori Gilimanuk.
Sesampainya di darat, Suprianto langsung dibawa ke Puskesmas II Melaya. Namun dari pemeriksaan dokter Gusti Ngurah Arya, nelayan tersebut dinyatakan sudah meninggal dunia.
Oleh keluarga, jenazah korban langsung dibawa pulang untuk dimakamkan pada hari yang sama.
Terkait peristiwa ini, Muliyadi mengimbau nelayan untuk waspada dengan melihat cuaca saat melaut.
"Saat sudah di tengah laut kami imbau nelayan juga memperhatikan cuaca yang bisa berubah setiap saat," katanya.
Menurut dia, aktivitas nelayan yang bekerja di alam terbuka beresiko terkena sambaran petir, sehingga harus selalu waspada dengan cuaca saat ini.
Beberapa hari belakangan, hujan di Kabupaten Jembrana kerap disertai angin dan petir yang cukup keras.
Baca juga: Ratusan burung pipit mati di Bandara Ngurah Rai tersambar petir