Tabanan (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Tabanan, Bali, menganjurkan nelayan untuk menggunakan perangkat bubu dalam menangkap udang karang atau lobster yang cukup potensial di perairan laut daerah tersebut.
"Kami harapkan nelayan dapat menggunakan bubu untuk menekan terjadinya kerusakan terumbu karang," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Tabanan Nyoman Wirna Ariwangsa, di Tabanan, Senin.
Ia mengungkapkan, upaya penangkapan udang yang dilakjukan nelayan dengan menggunakan jaring, diketahui cukup banyak merusak keberadaan terumbu karang yang merupakan habitat bagi aneka ikan di perairan laut.
"Terumbu karang menjadi rusak sehubungan mata jaring kerap kali nyangkut pada bagian ranting atau dahan dari unsur flora yang tumbuh di laut itu. Kalau sudah nyangkut, kan tentunya ditarik, ini yang membuat bagian terumbu karang menjadi patah," katanya.
Mengingat itu, lanjut dia, pihaknya sangat menganjurkan para nelayan dapat menggunakan bubu dalam menangkap udang karang, yakni sejenis keranjang berbentuk lonjong terbuat dari anyaman bambu.
"Penggunaan bubu untuk menangkap lobster perlu didukung dan disebarluaskan, karena terbukti lebih ramah terhadap lingkungan," ujar Ariwangsa.
Menyikapi imbauan dari pemerintah tersebut, sejumlah nelayan di Tabanan mengaku telah menggunakan bubu dalam menangkap lobster di wilayahnya.
"Kami sudah sejak beberapa bulan lalu menggunakan bubu, dan ternyata alat tangkap tradisional ini lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan jaring," ujar Dewa Made Bakuh, anggota Koperasi Nelayan Dharma Murti (KNDM) Desa Sudimara, Tabanan.
Menurut dia, sebelum ada anjuran dari pemetintah, sebagian besar anggota koperasi di daerahnya telah terlebih dahulu menggunakan bubu sebagai alat menangkap udang karang.
"Bubu selain tidak merusak terumbu karang, juga mampu menghasilkan tangkapan dalam jumlah yang lebih banyak," katanya.
Bakuh menyebutkan, setiap bubu yang dipasang di bawah permukaan air laut, hasihnya rata-rata satu sampai dua kilogram udang untuk sekali tarik.
"Bahkan kalau sedang musim lobster, hasilnya bisa sampai 16 kg per bubu setiap harinya, atau sekali tarik ke permukaan," katanya.
Menyinggung harga lobster di pasaran, Bakuh mengatakan, saat ini berkisar antara Rp180 sampai Rp200 per kilogramnya, tergantung jenis lobster dan ukurannya.
Dibandingkan dengan menggunakan jaring, menurutnya, lebih menguntungkan menggunakan bubu. Jika memakai jaring selain hasilnya tidak menentu, juga jaringnya cepat rusak atau robek karena sering tersangkut di batu karang.(*)
Nelayan Tabanan Dianjurkan Tangkap Lobster Pakai Bubu
Senin, 1 Maret 2010 18:14 WIB