Akademisi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali, Prof Dr I Wayan Widiana, MPd menyatakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) berkontribusi meningkatkan fokus belajar siswa di sekolah.
"Program ini sangat bagus karena MBG membuat anak-anak tidak perlu memikirkan kualitas gizi perutnya. Anak-anak akan lebih fokus dalam belajar ketika berada di sekolah," kata I Wayan Widiana di Kota Singaraja, Rabu.
Menurutnya, fokus dari MBG adalah jaminan kesehatan terutama kualitas gizi anak-anak untuk proses tumbuh kembangnya guna mendukung proses pembelajaran di kelas dan kegiatan lain di sekolah.
Pihaknya menilai pentingnya kesehatan mental untuk meningkatkan fokus belajar. Adapun hal tersebut (kesehatan mental) selanjutnya bukan hanya bergantung asupan gizi semata, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya pola asuh, faktor lingkungan, dan ekonomi.
"Teruntuk bagi kalangan anak-anak yang mengalami masalah ekonomi, maka ini (MBG) akan memberikan motivasi baru untuk mereka (siswa) agar lebih giat dan fokus lagi dalam belajar," ujarnya.
Lebih spesifik, pola implementasi (MBG) yang dilakukan pemerintah saat ini sudah cukup baik, mulai dari uji coba, merubah kebiasaan sekolah dan merubah kebiasaan anak.
Di sisi lain, program MBG diyakini memiliki dampak positif lainya seperti perputaran ekonomi masyarakat kecil dan berdampak pada kalangan orang tua yang lebih fokus dalam bekerja.
"Sudah barang tentu anak-anak akan lebih fokus dalam proses pembelajaran dan tidak perlu lagi memikirkan bekal dari orang tua mereka," kata dia.
Widiana menambahkan tantangan program MBG yakni merubah kebiasaan atau pola makan, terutama adaptasi terhadap menu.
Tidak semua siswa bisa beradaptasi dengan menu baru. Apalagi pada kasus siswa yang suka pilih-pilih makanan. Tantangan kalangan sekolah adalah merubah kebiasaan dan kedisiplinan dalam menjaga kebersihan dan kesehatan para proses makan bersama.
Terkhusus di Pulau Dewata, Widiana yang juga Dekan Fakultas Pendidikan Undiksha ini menilai bahwa tantangan bagi pemerintah daerah di Bali adalah memastikan bahwa makanan yang bergizi itu bisa dijamin kualitas gizinya secara konsisten.
"Ini akan menjadi masalah jika kesediaan bahan baku tidak konsisten di Bali," ujar dia.
Bukan hanya itu saja, sebagai program baru sudah tentu tidak bisa berjalan sendiri begitu saja. Semua stakeholder harus mendukungnya. Bagaimana masyarakat selaku orang tua siswa membiasakan anaknya untuk adaptasi dengan MBG di sekolah.
"Pihak sekolah menjaga kebersihan, kesehatan dan kedisiplinan MBG. Memastikan semua ikut dalam makan bersama MBG. Terakhir, pemerintah menjamin suplai makanan MBG terjaga dan berkelanjutan," papar dia.
Baca juga: Pangdam Udayana: MBG tingkatkan gizi generasi emas 2045
Baca juga: Hari pertama program Makan Bergizi Gratis, DPR dorong pelibatan UMKM