Denpasar (ANTARA) - Ratusan sopir bus Trans Metro Dewata sepakat menunggu transportasi umum yang ada di Bali itu kembali beroperasi setelah resmi dihentikan pemerintah pusat pada Rabu (1/1) kemarin.
“Tetap bertahan sesuai arahan direksi dan pimpinan, kami sangat percaya beliau ini bisa perjuangkan hak kami,” kata Ida Bagus Gede Putu Riyantana selaku perwakilan sopir di Denpasar, Kamis.
Diketahui bus Trans Metro Dewata sebagai proyek stimulus selama ini dibiayai APBN dengan pengelolanya PT Satria Trans Jaya, hingga akhirnya setelah lima tahun beroperasi tidak lagi dilanjutkan dan belum diambil alih pemerintah daerah.
Sebanyak 305 sopir angkutan ini merasa kecewa karena selama ini menggantungkan hidupnya di sana, kontrak kerja mereka telah habis pada 31 Desember 2024 lalu dan belum ada perpanjangan hingga saat ini.
Meski demikian, Riyantana dan ratusan sopir lainnya sepakat menunggu di Halte Terminal Ubung berbekal upah Desember dan gaji ke-13 sebagai pegangan.
“Gaji Desember katanya akan dikeluarkan tanggal 6 Januari, ada bonus akhir tahun kira-kira 15 Januari dicairkan, kami kecewa sudah sangat pasti, otomatis kami akan berpencar kembali ke pekerjaan lama, cuma kami tetap berharap pemprov memperhatikan ini,“ ujarnya.
Baca juga: Dishub Bali pertimbangkan ambil alih bus TMD buntut petisi masyarakat
Para sopir Trans Metro Dewata menyampaikan bahwa tidak hanya mereka yang dirugikan atas berhentinya operasional bus, sebab total hampir 500 orang bekerja di sana, juga ada penumpang yang ekonominya bergantung pada operasional bus.
“Ada mekanik, satpam, tukang cuci bus, tukang pel, dan penumpang, terbukti kemarin dari pagi kalau dihitung ratusan penumpang tidak tahu diberhentikannya operasional Trans Metro Dewata,” kata Riyantana.
Sopir di rute Terminal Ubung-Monkey Forest itu bercerita bahwa sebagian besar pekerja merupakan kepala keluarga beranggotakan empat orang, di mana mereka berusia dari 20 sampai tertua 65 tahun, dan bekerja mengantar penumpang bus 2-3 kali bolak balik dalam sehari.
Perusahaan belum memberi kepastian sampai kapan mereka harus menunggu, namun mereka menyatakan hingga saat ini belum beralih ke pekerjaan lain.
“Banyak memang yang tidak suka dengan kami, Trans Metro Dewata dibilang ugal-ugalan dan sebagainya, mungkin itu aspirasi kekecewaan mereka yang khawatir dapurnya terganggu, tapi apapun itu kami sama-sama berkomitmen mengurangi kemacetan di jalan,” ujar Riyantana.
Baca juga: 95 bus Trans Metro Dewata bantu akses pemudik ke Terminal Mengwi