Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buleleng Bali menyusun kajian akademik tentang pemajuan kebudayaan di daerah itu, sebagai upaya melakukan pemetaaan pariwisata berbasis budaya.
"Dispar melibatkan kalangan akademisi STAHN Mpu Kuturan Singaraja terkait penyusunan kajian akademik tersebut," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara di Singaraja Buleleng Bali, Sabtu.
Dody menjelaskan, Kabupaten Buleleng dikenal sebagai salah satu wilayah yang kaya akan warisan budaya. Tradisi, seni, dan adat istiadat masyarakat setempat menjadi bagian penting dari identitas dan daya tarik kawasan ini.
"Sebagai upaya mendukung pelestarian dan pengembangan budaya tersebut, kami telah membahas laporan penyusunan kajian akademik tentang pengembangan 10 objek pemajuan kebudayaan," katanya.
Dispar melibatkan Tim Tenaga Ahli Penyusunan Naskah Akademik Perlindungan dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Kabupaten Buleleng dari STAHN Mpu Kuturan Singaraja.
Baca juga: Dewan Pendidikan Buleleng ingatkan para guru tegakkan disiplin siswa
Baca juga: Dewan Pendidikan Buleleng ingatkan para guru tegakkan disiplin siswa
Lebih jauh, Dody menegaskan pelestarian dan pengembangan budaya di kabupaten ujung utara Pulau Dewata tersebut merupakan salah satu pilar penting dalam membangun pariwisata yang berkelanjutan.
"Pengembangan objek pemajuan kebudayaan tidak hanya bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai budaya, tetapi juga menjadi sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal melalui pariwisata berbasis budaya," ungkap Dody.
Pihaknya juga menekankan pentingnya kesadaran wisatawan dalam menghormati nilai-nilai budaya setempat.
“Buleleng adalah pariwisata yang berbudaya. Setiap wisatawan yang datang diharapkan menjadi wisatawan yang bertanggung jawab, menghormati adat istiadat, peduli terhadap lingkungan, dan mendukung konservasi budaya,” katanya.
Dalam penyusunan kajian akademis, Dispar Buleleng menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari akademisi, praktisi pariwisata, hingga perwakilan instansi pemerintah.
Diskusi difokuskan pada pengembangan 10 objek budaya yang dipilih berdasarkan potensi dan keunikannya. Kajian ini diharapkan menjadi landasan strategis bagi pengembangan pariwisata berbasis budaya yang berkelanjutan di Buleleng.
Dengan demikian, keanekaragaman budaya Buleleng tidak hanya tetap lestari tetapi juga mampu memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat setempat.
Baca juga: Disdikpora Buleleng latih pelajar soal kepemimpinan dasar
Baca juga: Disdikpora Buleleng latih pelajar soal kepemimpinan dasar