Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Perhimpunan Hubungan Masyarakat (Perhumas) Indonesia membarui kode etik terkait teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung perencanaan komunikasi.
“Kami akan luncurkan kode etik kehumasan terkait AI yang saat ini masih digodok,” kata Ketua Umum Perhumas Indonesia Boy Kelana Soebroto di sela Forum Humas Dunia (WPRF) 2024 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.
Ia menjelaskan kode etik baru itu merujuk kepada kode etik humas yang sudah ada sebelumnya.
Boy mengungkapkan pihaknya perlu menyesuaikan dinamika kecanggihan teknologi tersebut dengan penyusunan kode etik terkait AI.
Menurut dia, kode etik terkait kecerdasan buatan itu dapat diaplikasikan tidak hanya kepada lebih dari 3.000 anggota Perhumas tapi juga humas yang belum menjadi anggota untuk bisa mengaplikasikan panduan tersebut.
Baca juga: Perhumas Indonesia utamakan integritas hadapi teknologi AI dan medsos
“Kami harus menyesuaikan, jangan sampai humas ini melupakan cara penggunaan AI dalam keseharian mereka. Kami sedang godok itu, tunggu saja dalam waktu dekat kami luncurkan,” ucapnya.
Ia menambahkan selama ini AI bagi dunia kehumasan digunakan untuk melakukan perencanaan komunikasi misalnya kebutuhan data.
Keberadaannya pun, lanjut dia, tidak menjadi suatu isu namun dapat memudahkan cara kerja mereka.
“Tinggal penggunaannya dikaitkan dengan etika, tidak plek ketiplek tapi dipelajari lagi dengan pemikiran tersendiri. Kami menggunakan itu untuk komunikasi yang bertanggung jawab,” ucapnya.
Senada dengan Boy, CEO Aliansi Global untuk Humas dan Manajemen Komunikasi Justin Green mengungkapkan pihaknya juga memiliki kode etik dan seluruh anggota dalam wadah itu harus mengadopsinya untuk kebaikan bersama.
Ia pun memandang kehadiran AI bukan menjadi masalah namun mendukung kinerja para humas atau praktisi komunikasi.
“AI tidak menjadi masalah yang terpenting adalah komunikasi bertanggung jawab. Tidak hanya kepada humas tapi kepada media juga dan orang lain, penting untuk memverifikasi sebelum menerbitkan (materi komunikasi),” katanya.
Baca juga: 1.400 peserta dari 22 negara hadir di Forum Kehumasan Dunia 2024 di Bali