Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menargetkan Badung Agro Techno Park di Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali, menjadi solusi bagi pelaku usaha kopi guna meningkatkan produksi dan penjualan produk kopinya.
"Presiden Prabowo telah menargetkan kita harus menjadi juara di dunia terutama kopi, kemudian karet, dan cengkeh," ujar Sudaryono di Bali, Kamis.
Badung Agro Techno Park merupakan suatu kawasan terpadu pertanian dan pariwisata di lahan seluas 18 hektare.
Varietas unggulan yang ada di kawasan tersebut adalah tanaman kopi jenis Komasti yang dikenal unggul dalam masa produksi yang lebih cepat yakni satu tahun delapan bulan.
Varietas unggulan yang ada di kawasan tersebut adalah tanaman kopi jenis Komasti yang dikenal unggul dalam masa produksi yang lebih cepat yakni satu tahun delapan bulan.
Pada kesempatan tersebut, Wamentan juga meminta ditjen Kementan terkait untuk membuat suatu model pertanian modern yang berkaitan dengan kopi. Model tersebut akan dimulai dengan percontohan yang apabila berhasil akan terus direplikasi.
Baca juga: Pemkab rancang UPTD optimalkan "Badung Agro Techno Park"
Baca juga: Pemkab rancang UPTD optimalkan "Badung Agro Techno Park"
"Sebenarnya untuk berkebun kopi harus seperti apa, modelnya satu hektare harus berapa pohon yang ditanam berapa sehingga hasilnya tinggi, sehingga perlu buku apa, perlu berapa orang, caranya bagaimana, termasuk tenaga kerjanya kami latih," kata dia.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Sekda Badung IB Surya Suamba menjelaskan pertanian diharapkan menjadi konsep bisnis sehingga kedepannya melahirkan generasi muda yang menumbuhkan dari pertanian konvensional menjadi modern.
Menurut dia, selain memiliki perkebunan kopi, Badung juga akan merencanakan pertanian lainnya dan sedang mengkaji program insentif produk pertanian.
"Insentif produk pertanian ini adalah pemerintah akan mengkaji dan memberikan jaminan harga HPP plus 20 persen. Selama ini petani kami tarik ulur mau menanam, telah menanam apakah ada yang membeli. Seperti itu selalu pertanian," kata dia.
Di sisi lain, pihaknya sebenarnya juga telah memberikan subsidi pupuk, alat benih, alat pertanian kepada para petani, namun kendala yang dihadapi adalah setelah para petani panen tidak ada yang mengambil hasil produksinya.
Baca juga: Agro Techno Park Badung padukan pariwisata dengan pertanian
Baca juga: Agro Techno Park Badung padukan pariwisata dengan pertanian
"Sehingga, jerih payah mereka seperti tidak ada yang mengambil, sehingga seperti tidak terselesaikan terkait dengan penjualan. Kami akan melakukan kajian terkait hal tersebut sehingga ada dana yang diberikan kepada Perumda Pasar dan Pangan Mangu Giri Sedana yang akan menjadi off taker jaminan," kata Surya.
Ia menambahkan generasi muda di Badung juga terus didorong untuk mau berusaha menjadi petani khususnya melalui cara pertanian yang modern.
"Kami mohon arahan kaitan dengan program-program ini, mudah-mudahan dapat diberikan bantuan berupa peningkatan SDM, peningkatan alat untuk distribusi, sehingga hilirnya untuk petani kita sejahtera," sebut dia.