Denpasar (ANTARA) - The 16th Asia and Oceania Congress of Nuclear Medicine and Biology (AOCNMB) berkolaborasi dengan Kongres Ke-10 dan Pertemuan Ilmiah Tahunan ke-26 Perhimpunan Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler Indonesia (PKNTMI) serta International Symposium on Radiopharmaceutical Therapy (ISRT-2024) menggelar pertemuan selama tiga hari yang diselenggarakan di Kabupaten Badung, Bali, pada tanggal 5-7 September 2024.
Chairman of AOCNMB Prof. Dr. Achmad Hussein S.K, dr., Sp.KN-TM Subsp.KV, MHKes, FANMB menjelaskan tujuan utama kongres ini adalah untuk memberikan wawasan menyeluruh dan berbagi informasi tentang perkembangan terbaru dalam Kedokteran Nuklir, Pencitraan Molekuler, dan Teranostik Molekuler.
"Dan kongres ini tidak hanya menjadi ajang pertukaran informasi ilmiah, tetapi juga merupakan platform bagi para pengusaha di bidang kedokteran nuklir untuk mempromosikan produk mereka, seperti peralatan dan radiofarmaka yang dapat mendukung program transformasi kesehatan di Indonesia," kata Achmad Hussein seperti dikutip dari siaran pers AOCNMB yang diterima di Denpasar, Sabtu.
Achmad Hussein mengatakan Indonesia mendapat kepercayaan kembali sebagai tuan rumah penyelenggaraan AOCMNB untuk yang kedua kalinya, setelah pada tahun 1992 dipercaya sebagai tuan rumah Kongres ke-5 AOCNMB yang diselenggarakan di Jakarta dan Bali.
"Kongres ke-5 AOCNMB ini sangat fenomenal, karena semua peserta diundang ke Istana Kepresidenan Republik Indonesia di Jakarta untuk bertemu dan bersalaman dengan Presiden Soeharto pada waktu itu," katanya.
Diharapkan, kongres ini dapat mendorong pengembangan kedokteran nuklir di Asia Oceania pada umumnya dan Indonesia khususnya serta menciptakan peluang besar untuk membentuk jejaring diantara anggota Asia Oceania Federation of Nuclear Medicine and Biology.
Menurut Achmad Hussein, penyelenggaraan kongres kali ini menjadi momen yang sangat penting, karena waktunya bertepatan dengan program pemerintah di bidang Kesehatan dengan program transformasi kesehatan khususnya dalam penanggulangan penyakit kanker, jantung, stroke dan urologi.
Lebih lanjut Achmad Hussein menjelaskan, kedokteran nuklir memiliki peranan penting dalam keempat bidang tersebut, tidak hanya dalam masalah pengelolaan penyakit kanker saja yang selama ini banyak dipersepsikan oleh masyarakat termasuk sebagian sejawat dokter lainnya.
"Berdasarkan peranannya yang begitu luas, maka diharapkan kebijakan pembatasan penggunaan PET hanya untuk kasus kanker akan menyebabkan alat yang mahal menjadi tidak efektif dan tidak efisien," jelas Achmad Hussein.
Acara ilmiah ini diisi oleh para pembicara sebanyak 58 ahli yang merupakan pakar dalam bidangnya masing-masing, berasal dari berbagai penjuru dunia, bukan hanya dari kawasan Asia-Oceania saja, tetapi juga dari Eropa, Amerika dan Afrika.
"Mereka khusus diundang untuk berbagi ilmu dan pengalamannya dalam pelayanan kedokteran nuklir. Selain itu, banyak makalah juga dipresentasikan dalam bentuk oral maupun poster presentation," katanya.
Achmad Hussein mengatakan bagi peserta dalam negeri, acara ilmiah ini sangat penting bukan hanya untuk menambah pengetahuan tapi juga sebagai sarana untuk mengumpulkan dan mencukupi jumlah SKP sebagai persyaratan untuk perpanjangan ijin praktik.
"Bali, dipilih sebagai tempat diselenggarakannya kongres ini, karena Bali sangat dikenal luas memiliki panorama alam yang menakjubkan serta budaya yang kaya dan unik, sehingga para peserta diharapkan tidak hanya mendapatkan manfaat ilmiah dari berpartisipasi di dalam kongres ini, tetapi juga memperoleh pengalaman budaya yang tak terlupakan di pulau dewata ini," pungkas Achmad Hussein.
Pakar Kedokteran Nuklir dunia berkumpul dalam Kongres AOCNMB ke-16 di Bali
Sabtu, 7 September 2024 20:28 WIB