Denpasar (ANTARA) - Bali Blockchain Summit 2024 membahas penguatan infrastruktur digital Indonesia karena teknologi blockchain relevan diadopsi untuk masa depan berbagai sektor ekonomi dan keamanan tanah air.
“Perlu membentuk desentralisasi agar masa depan infrastruktur teknologi informasi Indonesia lebih aman dan tahan terhadap serangan,” kata Koordinator Bali Blockchain Center I Gede Rahman Desyanta di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, keamanan infrastruktur digital berkaitan erat dengan transformasi pola pikir dan tata kelola yang sebelumnya sentralisasi, beralih menjadi desentralisasi.
Ia menjelaskan dengan desentralisasi, apabila diretas maka pusat data atau server masih dapat diselamatkan oleh pusat data yang lain.
Kondisi itu berbeda apabila data tunggal terpusat atau sentralisasi sehingga apabila diserang atau diretas maka seluruh data dalam satu server itu menjadi tidak aman.
Di sisi lain, dalam desentralisasi juga ada mekanisme konsensus yang menyaring proses data masuk.
Baca juga: Indonesia resmi punya bursa kripto, kliring dan pengelola aset kripto
“Dengan mekanisme blockchain, saat data masuk mereka melihat dulu proses data masuknya itu benar atau tidak. Jika tidak benar, maka data itu dihilangkan,” katanya.
Sebagai gambaran, blockchain merupakan teknologi basis data terdistribusi yang memungkinkan penyimpanan data secara aman, transparan, dan tidak dapat diubah
Selain soal penguatan infrastruktur digital agar lebih berdaulat, isu lain yang dibahas pada forum kedua itu yakni terkait potensi blockchain dalam industri pertambangan untuk mendukung keberlanjutan operasional dan transparansi rantai pasok hulu hilir.
Kemudian, peran blockchain dalam perlindungan kekayaan intelektual di sektor ekonomi kreatif, pengembangan infrastruktur identitas digital, pengembangan kota pintar, tokenisasi aset dunia nyata yakni mengintegrasikan aset fisik ke dalam ekosistem digital.
Tak hanya itu, pembahasan terkait blockchain yang berpeluang mendukung koperasi dalam meningkatkan efisiensi, transparansi dan akses pembiayaan sehingga memperkuat ekonomi lokal dan UMKM serta menciptakan lapangan kerja.
Saat ini, lanjut dia, teknologi blockchain sudah mulai dilirik oleh instansi pemerintah di antaranya di Bali dan Jawa Barat, serta sejumlah entitas lainnya.
Selain itu, blockchain juga masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebagai salah satu teknologi untuk Indonesia Emas 2045.
Rencananya sebanyak 700 orang peserta dari pelaku industri digital dan sejumlah kalangan menghadiri Bali Blockchain Summit di Gedung Dharma Alaya Denpasar pada 20 Agustus 2024.