Denpasar (ANTARA) -
PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali menanam sebanyak 3.880 pohon mangrove di Pulau Pudut, Tanjung Benoa, Bali, Sabtu dalam memperingati Hari Mangrove Sedunia yang jatuh pada tanggal 26 Juli 2024.
Plh. General Manager PLN UID Bali Rizky Mochamad mengatakan kegiatan penanaman mangrove yang digagas bersama Yayasan Aksi Bumi untuk Kita itu merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan.
"Program penanaman kali ini adalah bentuk nyata kontribusi PLN dalam menjaga lingkungan terbuka hijau yang ada di Bali, terkhusus di Pulau Pudut, Tanjung Benoa," katanya.
Menurutnya, dengan kondisi Pulau Pudut saat ini yang sedang dalam ancaman abrasi, maka diharapkan dengan menanam mangrove dapat menjaga ekosistem pesisir.
Hutan mangrove memberikan manfaat yang besar untuk lingkungan dan masyarakat seperti mengurangi dampak banjir, abrasi air laut, pemecah ombak, menyerap karbondioksida.
Baca juga: Pemprov Bali dan para pelajar tanam 500 bibit bakau di Arboretum Park
Selain itu, menurut dia, hutan mangrove juga merupakan habitat beberapa hewan laut, dapat mencegah tsunami dan juga dapat meningkatkan dampak yang baik untuk komunitas lokal, seperti nelayan, petani garam, dan pengumpul kerang serta juga memiliki potensi untuk pengembangan ekowisata.
"Yang tak kalah pentingnya saat ini bagaimana kita terus menciptakan lingkungan yang sehat dan asri karena saat ini terjadi pemanasan global dan menjadi salah satu kewajiban kami bagaimana menurunkan emisi karbon menuju Net Zero Emision," ujarnya.
Rizky berharap dengan kegiatan penanaman mangrove itu dapat meningkatkan kesadaran masyarakat betapa pentingnya menjaga lingkungan pesisir, serta berkontribusi nyata dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik di masa mendatang untuk anak cucu.
Sementara itu, Ketua Yayasan Aksi Bumi untuk Kita Muhammad Faisal Rendi mengapresiasi kontribusi PLN dalam bentuk Tanggung Jawab Sosial Peduli Lingkungan (TJSL) untuk lingkungan khususnya di kawasan Pulau Pudut.
Baca juga: Pemprov Bali libatkan desa adat tanam dan pantau mangrove
Dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada PLN karena komitmennya dalam menjaga lingkungan. Ia berharap melalui aksi penanaman mangrove hari ini dapat menjadi catatan perbaikan bagi bumi dan dapat diikuti lembaga lainnya.
Fadjar Lukman Hakim yang mewakili Yayasan Bendega mengatakan penanaman mangrove dengan jenis mangrove Rhizophora mucronata di kawasan Pulau Pudut harus menggunakan metode koloni sesuai yang disarankan UPTD Tahura Ngurah Rai.
Metode koloni menggunakan kotak bambu berukuran 20 cm x 20 cm. Tujuannya untuk meningkatkan tingkat keberhasilan penanaman mangrove, yaitu sekitar 80 persen. Metode yang digunakan berbeda beda tergantung kondisi media tanam.
"Apakah di teluk atau langsung berhadapan dengan laut lepas ataukah yang memang di daratan. Kalau di laut lepas, kita harus pakai metode yang dapat memperkuat akar saat dia masih dalam kondisi bibit," katanya.
Menurutnya, dengan kondisi Pulau Pudut yang sedang mengalami abrasi maka diperlukan lebih banyak penanaman pohon mangrove di area sekitar pantai pulau yang tujuannya untuk mengurangi abrasi pantai.