Bangli, Bali (ANTARA) - Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta membuka bimbingan teknis (Bimtek) pendampingan penyusunan rencana induk (master plan) Smart City Kabupaten Bangli tahap I yang dilaksanakan di Gedung Bukti Mukti Bhakti Kantor Bupati Bangli, Selasa.
"Acara Bimtek kali ini menghadirkan narasumber dari Kementerian Komunikasi dan Informatika yang direncanakan berlangsung selama dua hari," kata Bupati Bangli.
Kabupaten Bangli dan masyarakat di seluruh dunia pada umumnya saat ini sangat membutuhkan adanya suatu komunitas atau lingkungan yang ramah dan terintergrasi.
Sementara Pemda memiliki keterbatasan dalam hal personil, anggaran dan sarana, imbuhnya. Ketika dihadapkan pada realita tersebut maka jawaban yang tepat untuk menangani permasalahan tersebut adalah dengan penerapan konsep kota pintar (Smart City).
Pembangunan berbasis smart city pada Pemerintahan Daerah merupakan sebuah strategi yang komperhensif, inklusif, efektif dan efisien.
"Agar program smart city bisa sesuai dengan yang diharapkan, perlunya peningkatan ketrampilan dan profesionalitas pegawai yang ditugasi dalam menangani smart city," katanya.
Baca juga: Bupati Bangli terima magang 113 mahasiswa IPDN NTB
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Bangli I Wayan Dirga Yusa, dalam laporannya, mengatakan kegiatan penyusunan master plan Smart City dengan pola kerja sama antara Kementerian Kominfo dengan Pemda adalah sebagai upaya mewujudkan 100 kota pintar di Indonesia.
Pada Tahun 2024, Kabupaten Bangli menjadi target projek bersama 10 kabupaten lain di Indonesia. Kegiatan rencana induk (master plan) kota pintar tahun ini akan dilaksanakan empat kali pertemuan yang dimulai dari 11 Juni dan berakhir di September 2024 nantinya.
"Tentu hasil dari Bimtek ini adalah adanya dokumen perencanaan kota pintar Kabupaten. Bangli," ujar dia.
Para peserta yang hadir dalam kegiatan ini ialah perwakilan dari forum koordinasi pimpinan daerah, staf ahli bupati, pimpinan organisasi perangkat daerah, dan para camat.
Baca juga: Produksi ikan di Bangli capai 45,5 persen produksi ikan Bali