Penjabat Bupati Buleleng, Bali Ketut Lihadnyana berikan alasan gagalnya kelompok pelaku seni tradisional "gong kebyar" tampil pada peringatan puncak Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Singaraja ke-420 yang menjadi polemik di masyarakat dan media sosial.
"Intinya Pemkab Buleleng tidak hanya hari ini bahkan dari tahun lalu selalu memberikan prioritas terhadap pelaku seni, adat dan musisi serta selalu memberikan ruang untuk tampil," kata Lihadnyana seusai Sidang Paripurna di DPRD Buleleng, Bali, Senin.
Ia menyampaikan awalnya sudah melakukan pertemuan langsung saat itu juga bersama pemimpin kelompok seni atau "kelian sekaa gong" serta melakukan klarifikasi dan sudah diterima dengan baik.
Pihaknya pun mengungkapkan bahwa keesokan harinya sudah dilakukan ritual agama Hindu berupa "upacara guru piduka" oleh kelompok/Sekaa gong dari Banjar Paketan dan Desa Jagaraga.
Ke depan, pihaknya akan terus melakukan evaluasi dimana kesenian tradisional tidak bisa dipadukan dengan kesenian modern dan harus dikhususkan.
Baca juga: Pemkab Buleleng rancang pembangunan jangka panjang
Baca juga: Pemkab Buleleng rancang pembangunan jangka panjang
"Ini mengingatkan kita bahwa hidup akan terus berproses dan selalu akan ada evaluasi untuk arah yang lebih baik," ucapnya.
Lihadnyana menjelaskan bahwa kesenian gong legendaris ini tidak dibatalkan, sebelumnya sudah tampil namun hanya diselingi oleh band dan penampilan fashion show. Untuk itu, akan dievaluasi kembali karena gong legendaris ini memiliki taksu tersendiri dan tidak bisa diselingi dengan kesenian modern.
Menyikapi hal ini, Pemerintah Kabupaten Buleleng akan kembali memberikan ruang tampil kepada pelaku seni khususnya yang akan tampil di acara Pesta Kesenian Bali (PKB) mendatang untuk unjuk gigi di hadapan masyarakat Buleleng yang rencananya akan diselenggarakan di Taman Bung Karno.
Baca juga: Kadiskominfosanti Buleleng latih mahasiswa berorganisasi era teknologi
Baca juga: Kadiskominfosanti Buleleng latih mahasiswa berorganisasi era teknologi
"Sebelum Pesta Kesenian Bali kita akan pentaskan dulu di sini. Itu artinya komitmen pemerintah tidak akan pernah surut untuk memberikan ruang dan prioritas terhadap pelaku seni kita dan harus bangga bahwa di Buleleng sangat banyak memiliki maestro orang Buleleng. Mungkin pengaturannya akan kita evaluasi kembali," pungkasnya.
Sebelumnya, tersebar video viral kekecewaan puluhan pelaku seni gong kebyar yakni penabuh dan penari yang batal tampil pada puncak Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Singaraja ke-420. Para penari dan penabuh dari Banjar Paketan dan Desa Jagaraga terlihat dalam video meninggalkan lokasi pentas dan mengemas gamelan meninggalkan lokasi acara.