Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali melakukan penerapan kaderisasi pembinaan sejak dini pada siswa-siswa berprestasi di sekolah tersebut.
"Pembinaan sejak mereka kelas tujuh sudah kami pantau dan sudah dikader sejak dini pada bidang-bidang yang berpotensi mendulang prestasi," kata Kepala SMPN 2 Singaraja, I Gede Ariasa, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa pembinaan terhadap siswa berprestasi dilakukan dengan memetakan anak-anak yang unggul dalam berbagai bidang. Pola berbeda diterapkan olehnya guna memaksimalkan prestasi bagi siswa baik di akademik maupun non-akademik.
"Untuk prestasi non-akademik, seperti olahraga, kami menempatkan seluruh siswa berpotensi dalam satu kelas, mulai dari kelas 73, lalu berlanjut 83, hingga 93. Ini menjadi langkah konsisten untuk memberikan pembinaan yang lebih intensif dan terkonsentrasi dalam bidang olahraga," ungkap Ariasa.
Lebih lanjut, Ariasa menekankan bahwa pihaknya juga memiliki program pembinaan khusus untuk prestasi akademik. Fokus pembinaan dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler melalui berbagai ekstrakurikuler khusus untuk mata pelajaran tertentu, seperti matematika, IPA, dan IPS.
"Kami berharap siswa kami dapat meraih prestasi di bidang akademik, hasilnya cukup baik namun terus kami tingkatkan, tahun ini kami menargetkan agar mereka bisa tembus Olimpiade Sains Nasional (OSN)," tambahnya.
SMPN 2 Singaraja juga aktif dalam memperkuat siswa melalui teknologi informasi. Dengan sarana dan prasarana yang memadai, termasuk laboratorium komputer, sekolah ini berhasil memberikan dukungan sepenuhnya kepada siswa.
Khususnya laboratorium komputer, Ariasa memberikan perhatian khusus, sebab Ia percaya siswa dapat memaksimalkan potensi belajar khususnya pada keilmuan yang mengandalkan kecanggihan teknologi informasi.
"Meski laboratoriumnya sederhana, tetapi karena komitmen kita, kita buat itu menjadi representatif. Di tingkat kabupaten, kami berani bersaing. Ini juga dibuktikan hasilnya dengan prestasi siswa dalam lomba pemrograman, lomba kelompok ilmiah remaja, dan esai tingkat nasional," ungkap Ariasa.
Salah satu siswa yang berhasil meraih juara dalam lomba esai tingkat nasional adalah Putu Prema Pranaya Santi. Siswa yang akrab disapa Naya itu menceritakan bahwa karyanya berjudul "Web Edukasi Polusi Udara" (WEPU) terinspirasi dari ketertarikannya terhadap polusi udara di sekitar kota.
Dengan menggunakan aplikasi Air Visual, Putu berhasil menciptakan sebuah web edukasi yang terintegrasi dengan aplikasi tersebut.
Dengan menggunakan aplikasi Air Visual, Putu berhasil menciptakan sebuah web edukasi yang terintegrasi dengan aplikasi tersebut.
"Lomba yang diadakan pada 25 November 2023 lalu itu menjadi ajang untuk memaparkan karya saya. Saya ingin menyadarkan masyarakat tentang kondisi udara di sekitar kita dan bagaimana tingkat polusinya. Astungkara karya saya berhasil meraih juara 1 tingkat nasional setelah bersaing dengan siswa dari seluruh Indonesia," ungkapnya.