Mataram (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama Pemerintah Kabupaten Sumbawa membantu perbaikan rumah korban kerusuhan akibat terprovokasi isu suku, agama, ras dan antargolongan yang terjadi pada Selasa (22/1) siang hingga petang.
"Pak gubernur sudah langsung menginstruksikan agar dilakukan perbaikan rumah korban kerusuhan itu, dan telah berkoordinasi langsung dengan bupati setempat," kata kata Kabag Humas dan Protokol Setda NTB Tri Budiprayitno, di Mataram, Jumat.
Juru bicara Pemprov NTB itu ikut mendampingi Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, saat meninjau lokasi kerusuhan di Kabupaten Sumbawa, pada Rabu (23/1), sekaligus mengoordinasikan penanganan dampak kerusuhan tersebut.
Tri mengatakan, pemerintah daerah berkewajiban membantu meringankan penderitaan para korban kerusuhan yang rumahnya rusak berat, bahkan hangus terbakar.
Pendanaan perbaikan rumah para korban kerusuhan itu bersumber dari APBD provinsi dan kabupaten, atau pendanaan bersama.
"Menurut laporan pemerintah kabupaten setempat, sekitar 70 rumah yang perlu dibantu perbaikannya, yakni sebanyak 30 unit rumah yang berada di Sumbawa Besar, dan 40 unit rumah lainnya di luar kota namun masih dalam wilayah Kabupaten Sumbawa," ujarnya.
Selain itu, kata Tri, Pemprov NTB juga mengerahkan Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk membantu perbaikan rumah para korban kerusuhan tersebut.
Sementara Pemkab Sumbawa melibatkan para Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk ikut membantu membenahi rumah-rumah penduduk yang rusak akibat kerusuhan, termasuk membantu mengamankan harta benda yang luput dari kebakaran dan penjarahan.
"Pak Gubernur juga sudah menginstruksikan penyaluran bantuan tanggap darurat kepada para korban kerusuhan dalam 12 hari ke depan, termasuk yang sempat mengungsi namun sudah kembali ke rumahnya yang masih layak ditempati," ujarnya.
Bahkan, lanjut Tri, jika memungkinkan penyaluran bantuan tanggap darurat akan diperpanjang karena Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB dan Kabupaten Sumbawa, telah menyanggupinya sesuai stok yang tersedia.
Saat kerusuhan itu mencuat lebih dari 1.000 orang warga Sumbawa keturunan Bali mengungsi ke tiga lokasi yang diyakini aman dari gangguan, yakni Markas Kodim Sumbawa, Markas Kompi Senapan B Batalyon Infanteri (Yonif) 742/SYB, dan Markas Polres Sumbawa.
Pada Kamis (24/1), sore beberapa pengungsi memilih kembali ke rumahnya, terutama yang rumahnya masih bisa ditempati setelah perbaikan pada bagian tertentu. (*/DWA/T007)