Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bali bersinergi dengan Pemerintah Kota Denpasar membuka posko pengungsian di Kantor Lurah Serangan, Kota Denpasar untuk penanganan warga terdampak kebakaran Tempat Pembuangan Akhir Regional Sarbagita (TPA Suwung).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali I Made Rentin di Denpasar, Sabtu, mengatakan jumlah pengungsi di posko tersebut 25 orang, terdiri atas 11 dewasa dan 14 anak-anak.
"Mereka berasal dari enam KK (Kepala Keluarga) yang bermukim dekat dengan TPA Suwung," ujarnya.
Pengungsi mulai berdatangan ke posko itu pada Jumat (13/10) malam dan ditampung di ruang pelayanan Kantor Lurah Serangan. Seluruh pengungsi dalam keadaan sehat.
Ia memprediksi jumlah pengungsi bertambah karena sejauh ini api akibat kebakaran yang terjadi sejak Kamis (12/10) belum bisa dipadamkan secara tuntas. Pendataan terus dilakukan oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Denpasar Selatan.
Selanjutnya, petugas dari Dinas Kesehatan berkolaborasi dengan PMI juga melaksanakan pemeriksaan kesehatan.
Baca juga: Denpasar keluarkan status Tanggap Darurat Bencana Kebakaran di TPA Suwung
Taruna Siaga Bencana (Tagana) memberi dukungan dengan mengirimkan bantuan yang dibutuhkan pengungsi seperti pemenuhan kebutuhan dasar, berupa konsumsi dan kasur lipat.
"Bersinergi dengan semua pihak terkait, BPBD Bali akan memastikan manajemen posko pengungsian berjalan dan berfungsi dengan baik, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan dasar warga, termasuk MCK," katanya.
Saat ini, kata dia, telah dibuka pos kesehatan dan dapur umum yang dikoordinasikan oleh Dinas Sosial dengan mengerahkan Tagana.
Guna mengantisipasi bertambahnya jumlah pengungsi, jajarannya menyiapkan dua alternatif, yaitu menggelar tenda pengungsi dengan segala kelengkapan dan menyiapkan beberapa gedung pemerintah sebagai tempat penampungan.
Berdasarkan pengalaman dalam karantina COVID-19, salah satu gedung yang dinilai representatif sebagai tempat pengungsian yakni balai diklat.
"Dari kajian kami, pemanfaatan balai diklat relatif memudahkan warga dan mereka akan lebih nyaman," katanya.
Baca juga: Polisi bagikan masker ke masyarakat di sekitar TPA Suwung
Terkait dengan upaya pemadaman kebakaran TPA Suwung, juga dilakukan dengan menambah satu helikopter tipe BELL 412 SP oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk melakukan pengeboman air.
BNPB juga memberi arahan untuk memberikan dukungan peralatan darurat dalam pemadaman kebakaran, berupa APD, alat semprot jinjing, mesin sedot air, fielbed, dan tambahan tenda, serta kelengkapan pemadam kebakaran lainnya.