Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali, mulai November 2023 hingga April 2024 akan menyebarkan secara masif telur nyamuk Aedes Aegypti yang terpapar bakteri Wolbachia sebagai upaya untuk mengoptimalkan pencegahan penyebaran demam berdarah dengue (DBD).
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, di Denpasar, Rabu mengatakan hadirnya metode nyamuk Wolbachia ini sebagai salah satu pelengkap dalam upaya Pemkot Denpasar menangani kasus DBD.
"Titik-titik desa yang akan dilakukan penyebaran telur nyamuk Wolbachia dominan ada di Denpasar Barat, Denpasar Selatan, dan sebagian di Denpasar Timur serta Denpasar Utara," ucapnya.
Wolbachia merupakan bakteri yang terdapat dalam tubuh serangga. Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti, penyebab demam berdarah dengue (DBD).
Pemkot Denpasar akan mensosialisasikan penggunaan nyamuk Wolbachia di 24 desa. Lokasi tersebut dipilih berdasarkan jumlah kepadatan penduduk, sanitasi masyarakat di wilayah tersebut, hingga indikator perkembangan nyamuk Aedes Aegypti.
"Apabila metode Wolbachia efektif, Pemkot Denpasar akan mengurangi fogging (pengasapan). Namun, program lain seperti juru pemantau jentik (jumantik) tetap ada," ujarnya.
Selain itu, Pemerintah Kota Denpasar bersama Save the Children Indonesia akan merilis Mosquito Release Container (MRC) yang berisi 500 telur nyamuk Aedes Aegypti yang terpapar bakteri Wolbachia.
Penyebaran tersebut akan menyasar 501 titik di kawasan Desa Pemecutan Kelod yang direncanakan pada 18 September 2023 mendatang.
"Nanti dalam 23 hari telur akan menjadi larva, pupa, dan ketika menjadi nyamuk dia akan terbang sendiri dan berasimilasi. Jadi, kami menaruh 1 MRC di 501 rumah," kata Senior Project Manager Save the Children Indonesia untuk World Mosquito Program Man Magilan.
Ia menambahkan, nyamuk Aedes Aegypti yang membawa Wolbachia dan kawin dengan nyamuk Aedes Aegypti yang tidak mengandung Wolbachia akan melumpuhkan virus dengue sehingga tidak akan menular ke manusia. Dengan demikian penularan DBD bisa ditekan.