Jakarta (Antara Bali) - Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Franky Sibarani memperkirakan akan terjadi kenaikan harga makanan dan minuman sebesar 5-10 persen di triwulan pertama 2013.
"Tentu kondisi stabilitas keamanan dalam negeri dan masuknya produk impor mempengaruhi kenaikan harga makanan dan minuman. Angka kenaikannya antara 5-10 persen," kata Franky di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan, kenaikan itu disebabkan meningkatnya biaya produksi yang harus ditanggung pengusaha. Namun di sisi lain menurut dia, pengusaha lokal harus menghadapi ancaman produk impor yang membanjiri pasar dalam negeri.
"Jangan salah, kami 'ngeri' menghadapi produk-produk makanan impor. Karena kalau mau naik tetapi produk impor tidak naik lalu bagaimana, sedangkan biaya produksi bertambah," ujarnya.
Dia juga memperkirakan pertumbuhan industri makanan dan minuman di 2013 akan stagnan seperti tahun 2012 yaitu sebesar 8 persen. "Dugaan kami pertumbuhan 2013 masih seperti tahun ini sebesar 8 persen. Kami pesimis pemerintah mampu menjaga stabilitas politik yang mempengaruhi produksi pengusaha," katanya.
Franky menambahkan, situasi di dalam negeri tahun 2013 akan sama dengan tahun ini yaitu banyak agenda politis yang dijalankan pemerintah. Hal itu menurut dia yang menyebabkan kebijakan yang diambil cenderung populis tanpa memperhatikan kepentingan pengusaha. (*/T007)
"Ngeri" Hadapi Produk Makanan Impor
Senin, 24 Desember 2012 20:07 WIB