Denpasar (ANTARA) - Akademisi yang juga Ketua Program Doktor Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Prof Dr Nyoman Sunarta mengatakan pengelolaan pariwisata Bali membutuhkan upaya-upaya proaktif sehingga persoalan yang sama tidak terus berulang.
"Ke depan, kita mestinya berpikirnya proaktif, jangan begitu ada masalah di bidang pariwisata kita panik dan reaktif. Mestinya sebelum ada masalah kita harus siapkan jurus-jurus penting," kata Prof Sunarta di Denpasar, Selasa.
Ia menyampaikan seperti halnya persoalan wisatawan mancanegara yang belakangan ini semakin banyak yang berulah dan juga daya dukung lingkungan terhadap pariwisata.
"Kami di akademisi sebenarnya sudah tahu apa yang akan terjadi 10 tahun ke depan, seperti yang terjadi terkait daya dukung sebenarnya sesuai dengan hasil riset-riset di perguruan tinggi. Contohnya saja kita sudah kekurangan air," ujarnya.
Menurut Sunarta ketika belum terjadi kita cenderung membiarkan dan ketika kekeringan benar-benar terjadi baru bertindak reaktif.
"Seharusnya kita mulai memikirkan apa yang akan terjadi ke depan dan harusnya persepsi berbagai pemangku kepentingan di bidang pariwisata itu sama. Termasuk soal 'goal' pariwisata berkualitas (quality tourism)," ucapnya.
Menurut Sunarta, Bali harus berani memilih pariwisata massal (mass tourism) ataukah pariwisata berkualitas (quality tourims) yang akan dikembangkan ke depannya.
"Untuk pilihan ini tentu harus ada yang dikorbankan. 'Mass tourism itu kan lawannya 'quality tourism, ya kalau dipilih dua-duanya tidak mungkin. Harus dipilih sekarang termasuk kapan 'goalnya," ujarnya.
Misalkan Bali ingin pariwisata berkualitas penuh pada 2045, menurut Sunarta, meskipun itu masih jauh tentu harus ada program jangka menengah dan jangka panjangnya.
"Sekarang kalau kita tidak punya tujuan maka bagaimana program ke depan, masak kita hanya sekedar program. Misalnya soal wisatawan yang bermasalah jika tidak ada penanganan tepat, maka bisa kembali terulang," katanya.
Sunarta pun berharap "regenerative tourism" sehingga dampak positif dari pariwisata itu Bali merata kepada semua pemangku kepentingan termasuk untuk masyarakat lokal dan lingkungan alam dan jangan hanya dinikmati pelaku industri pariwisata semata.
Akademisi: Pengelolaan pariwisata Bali perlu upaya proaktif
Selasa, 23 Mei 2023 17:23 WIB