Denpasar (ANTARA) - Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara menyatakan, terdapat empat kebijakan yang akan menjadi prioritasnya ke depan agar tujuan dari pembangunan bisa terwujud menuju ibu kota Provinsi Bali itu Maju.
“Seperti yang kami sampaikan tadi memang permasalahan yang insidentil yang harus segera kita kerjakan itu ada empat hal,” Kata Jaya Negara usai acara Malam Apresiasi HUT ke-235 Kota Denpasar, Senin malam.
Permasalahan yang pertama, untuk menuju Denpasar Maju, kata Jaya Negara, adalah pengelolaan sampah. Penanganan tumpukan-tumpukan sampah di sejumlah TPS yang jumlah totalnya rata-rata mencapai 600 ton per hari itu menjadi tantangan bagi pihaknya.
Jaya Negara mengatakan, pihaknya telah mendapat bantuan pembangunan tiga Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST)di Kota Denpasar, yaitu TPST Kesiman Kertalangu, TPST Tahura, dan TPST Padangsambian Kaja.
“Harapan kami dengan adanya TPST ini permasalahan sampah bisa tertangani,” katanya.
selain itu, Pemerintah Kota Denpasar juga telah melakukan pembangunan 12 Tempat Pengolahan Sampah - Reduce Reuse Recycle (TPS3R) di tahun 2022 untuk pengelolaan sampah di hulu atau tingkat desa.
“Kita tetap butuh dukungan masyarakat bagaimana mampu memilah sampah di hulu atau rumah tangga. Kalau ini tidak mampu dilakukan maka kita tidak akan bisa mengatasi permasalah sampah di kota ini,” kata Jaya Negara.
Baca juga: Menteri PPPA anugerahkan penghargaan DRPLA kepada Pemkot Denpasar
Kemudian permasalahan yang kedua adalah soal lampu penerangan jalan umum. Kondisi di lapangan, kata Jaya Negara, banyak lampu yang mati sehingga perlu segera dilakukan penggantian.
Jaya Negara mengatakan, untuk mengatasi permasalahan lampu penerangan jalan umum, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan badan usaha melalui mekanisme Kerja sama antara Pemerintah dan Badan Usaha atau KPBU.
“Sekitar 21.580 titik kondisi eksisting (lampu yang terpasang) akan kami ganti semuanya dengan lampu LED,” kata Jaya Negara.
Lalu permasalahan yang ketiga, yakni untaian kabel-kabel listrik dan internet yang saling menumpuk dan semrawut.
“Ini kabelnya banyak, tiangnya numpuk, banyak sekall melintas di kota dan ini masalah kita, merusak pemandangan,” kata Jaya Negara.
Jaya Negara menceritakan Kota Semarang telah mampu mengatasi permasalahan ini dan membenahi kabel-kabel listrik dan internetnya yang semrawut.
“Harusnya Kota Denpasar juga bisa. KIta akan memulai menurunkan kabel-kabel itu di kawasan Kantor Wali Kota dulu, keliling ke Gajah Mada dan Nangka Utara,” kata Jaya Negara menjelaskan.
Apabila permasalahan kabel-kabel listrik dan internet yang semrawut tertangani, lanjut Jaya Negara, akan memudahkan warga Kota Denpasar yang ingin menggelar Yadnya Ngaben (ritual pembakaran jenazah).
Baca juga: Pemkot Denpasar luncurkan aplikasi layanan publik terintegrasi DPS
Permasalahan yang keempat, lanjut Jaya Negara adalah penyediaan air bersih bagi warga Kota Denpasar.
Jaya Negara mengatakan, terdapat kebocoran air di sejumlah titik pipa air PDAM hingga melimpah ke jalan.
“Dan kadang-kadang airnya keruh karena belum maksimal pengolahannya, sehingga pelayanan ke masyarakat jadi terganggu,” ujar Jaya Negara menjelaskan.
Untuk pengolahan air minum, Jaya Negara telah meminta pihak PDAM melaksanakan mekanisme KPBU dalam upaya mengganti pipa-pipa air yang umurnya sudah berusia ratusan tahun.
Penggantian pipa-pipa air yang telah berumur ratusan tahun tersebut perlu dilakukan supaya menekan tingkat kebocoran air PDAM.
“Otomatis nanti pelayanan kepada masyarakat bisa terwujud lebih baik lagi,” kata Jaya Negara.
Akhirnya Jaya Negara memohon dukungan dari warga Kota Denpasar terhadap kebijakan dan program prioritas yang sedang dijalankan tersebut.
“Tanpa dukungan seluruh stakeholder serta masyarakat, kegiatan tidak bisa berjalan,” demikian Wali Kota Denpasar Jaya Negara.
Baca juga: Gubernur Koster: Denpasar harus melaju cepat jadi kota maju dan unggul