Klungkung (ANTARA) - Pemilik Madu Kele Bee Kamasan meraup omzet jutaan rupiah per bulannya dari budi daya lebah Klanceng (Trigona sp) di pekarangan rumahnya di Desa Kamasan, Kabupaten Klungkung, Bali.
“Untuk omzetnya tidak menentu, kalo sedang ramai bisa sampai Rp1,8 juta per hari," kata pemilik UMKM Madu Kele Bee Kamasan, Nyoman Gede Suteja Astha di Klungkung, Bali, Selasa.
Suteja Astha mengatakan, terdapat tujuh jenis lebah klanceng atau kele yang dibudidayakan di pekarangan rumahnya yakni Geniotrigona toracica, Heterotrigona itama, Lepidotrigona terminata, Tretagonula laeviceps, Tretagonula dreschery, Tretagonula biroi, dan Tretagonula sarawakensis.
"Lebah-lebah Kele yang saya ternak disini berasal dari berbagai daerah, seperti Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Selain itu terdapat juga lebah Kele lokal Bali," ujar pria yang akrab disapa Komang Teja itu.
Komang Teja juga menambahkan bahwa lebah-lebah Kele tersebut dibawa langsung dari daerah luar Bali dalam bentuk kayu besar yang secara alami sudah berisi sarang lebah Kele tersebut.
Dia memasarkan produk madu Trigonanya dengan harga mulai dari Rp100-150 ribu per 100 ml dan Rp200-300 ribu per 250 ml lewat media sosial atau ada yang langsung datang ke kediamannya.
Dalam melakoni usaha tersebut, Komang Teja mengatakan bahwa dia belajar secara otodidak dengan cara memperhatikan serta membongkar isi dari sarang-sarang lebah Kele yang telah dia beli. Selain itu, dia juga belajar dari internet.
“Budi daya lebah Kele ini sudah berjalan hampir tiga tahunan, mulai dari saya hanya punya beberapa sarang sampai sekarang udah ada ratusan sarang kecil dan puluhan sarang besar," kata Komang Suteja.
Di dalam sarang lebah Kele, lanjut Komang selain madunya, terdapat pula bee pollen berasal dari serbuk sari bunga yang diproduksi oleh lebah sebelum menghasilkan madu serta propolis yang berasal dari getah pohon yaitu sebagai bahan untuk tempat madunya.
“Madu Trigona ini memiliki berbagai manfaat dan baik untuk kesehatan tubuh sehingga banyak yang mencarinya," pungkas Komang Teja.
video oleh I Dewa Gde Adiningrat Wiraguna