Denpasar (ANTARA) - Wakil Gubernur Kalimantan Timur H Hadi Mulyadi mengapresiasi dan menyatakan kebanggaan atas kolaborasi yang terjalin antara Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali dengan STMIK Widya Cipta Dharma (Wicida) Samarinda untuk menghasilkan gagasan dan SDM yang berkualitas.
"Salah satu cita-cita bangsa kita adalah menuju Indonesia Emas tahun 2045. Untuk mewujudkan Indonesia Emas dibutuhkan SDM berkualitas," kata Hadi Mulyadi saat membuka International Conference Publication Sebatik 2022 di ITB STIKOM Bali di Denpasar, Sabtu.
Agenda International Conference Publication Sebatik 2022 merupakan kolaborasi antara STMIK Widya Cipta Dharma (Wicida) Samarinda dan ITB STIKOM Bali yang diikuti berbagai perguruan tinggi di Tanah Air secara luring dan daring.
"Yang memproduksi SDM berkualitas itu adalah kampus, sehingga kami bangga ITB STIKOM Bali dan STMIK Wicida bekerja sama. Kami menyadari kita tidak bisa membangun bangsa ini sendiri. Harus ada kerja sama antarprovinsi, antardaerah bahkan antar-negara," ucapnya.
Baca juga: Mahasiswa ITB STIKOM Bali kuliah dan magang ke Taiwan
Dengan kolaborasi yang apik dan pertemuan internasional kedua kampus teknologi informasi dari Provinsi Bali dan Kalimantan Timur itu diharapkan dapat dihasilkan gagasan-gagasan yang brilian untuk membangun bangsa.
"Apalagi Kalimantan Timur nantinya menjadi Ibu Kota Negara. Kami berharap Bali dapat memberikan dukungan, gagasan, ide dan SDM yang luar biasa," ujar Hadi yang sebelumnya berprofesi sebagai pendidik itu.
Hadi menambahkan, jika selama ini masyarakat tahunya Bali dari sisi pariwisata, ternyata di Pulau Dewata juga ada kampus besar teknologi ITB STIKOM Bali.
Dalam kesempatan itu, ia berpesan kepada para mahasiswa bahwa kunci untuk menjadi sukses itu ada tiga yakni kerja keras, mencintai pekerjaan dan diiringi dengan doa.
"Tidak ada yang sukses tanpa kerja keras. Tujuh presiden kita adalah mereka yang sosok masa kecil dan remajanya bekerja keras dan penuh dedikasi," katanya.
Wakil Rektor III ITB STIKOM Bali I Made Sarjana, SE, MM mengatakan pihaknya sebagai salah satu kampus besar di Pulau Dewata memang mesti siap mendukung pemerintah. Terutamanya untuk percepatan proses transformasi digital dalam menuju Indonesia Emas 2045.
"Kami siap dan seminar internasional ini merupakan perwujudan dari tekad kami berdua (bersama STMIK Wicida) khususnya di bidang teknologi digital. Hal itu karena teknologi digital saat ini bukan lagi menjadi pilihan, tetapi merupakan sebuah keharusan. Itu posisi kami dan itu tekad kami," ujar Sarjana.
Baca juga: ITB STIKOM Bali buka Program Magister Komputer pertama di Bali-Nusra
Sementara itu, Ketua STMIK Widya Cipta Dharma (Wicida) Samarinda Dr H Nursobah MKom mengatakan kampus setempat sudah sekitar 24 tahun mengelola jurnal terakreditasi Sebatik.
Setiap tahunnya paling tidak sekitar 60-70 jurnal yang masuk untuk kegiatan internasional dengan berbagai tema yang menarik.
Selain itu pihaknya juga menjadi mitra dari Kementerian Hukum dan HAM bagi UMKM yang akan mengurus Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI).
STMIK Widya Cipta Dharma (Wicida) selain bekerja sama dengan ITB STIKOM Bali dan berbagai perguruan tinggi di Tanah Air juga berkolaborasi dengan sejumlah universitas di mancanegara seperti di Polandia, India, Turki dan sebagainya. "Terima kasih kepada ITB STIKOM Bali," katanya.