Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggandeng sejumlah influencer ternama Indonesia untuk menyosialisasikan dan memberikan informasi terkait isu-isu prioritas dalam ajang presidensi G20 yang berpuncak pada 15-16 November 2022, kepada masyarakat khususnya kaum milenial.
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, Usman Kansong saat ditemui di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu mengatakan pelibatan beberapa influencer oleh Kominfo bertujuan untuk mempengaruhi, memberikan informasi serta pengetahuan kepada masyarakat luas khususnya kaum milenial terkait dengan ajang presidensi G20 dengan bahasa yang sederhana.
"Penting kita sampaikan kepada masyarakat untuk mengomunikasikan informasi terkait G20. Nah, mereka ini (influencer) adalah orang-orang yang kami anggap bisa mempengaruhi masyarakat secara umum, terutama kalangan milenial," kata Usman.
Menurut Usman, sebagai garda terdepan pusat informasi, Kominfo mendorong upaya-upaya yang masif untuk menjadikan G20 sebagai topik yang dapat dipahami oleh banyak orang Indonesia terutama kaum milenial dengan model komunikasi yang sederhana dan tepat sasaran mengingat menurut survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyatakan hanya 33 persen publik Indonesia yang tahu tentang G20.
Itu berarti, kata dia, mayoritas masyarakat Indonesia belum mengetahui apa itu G20, isu-isu prioritas dan agenda penting terkait kegiatan bertaraf internasional tersebut.
Baca juga: Kemenkominfo: 1.337 jurnalis telah daftar liput KTT G20
Baca juga: Kemenkominfo: 1.337 jurnalis telah daftar liput KTT G20
"Ini menjadi pekerjaan besar dari kami Kominfo karena kami mendapatkan tugas dari presiden untuk membumikan istilah dan juga segala hal terkait pelaksanaan presidensi G20 yang akan mencapai puncaknya beberapa pekan ke depan," kata Usman.
Usman menyatakan Kominfo tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut sendiri saja, karena itu dibutuhkan kerja sama lintas sektor termasuk media massa dan juga para influencer yang ada.
"Saya kira dengan bantuan para influencer ini akan membantu membawa pesan-pesan G20 kepada masyarakat. Target kami paling tidak, mereka mempengaruhi pada tataran pengetahuan, syukur kalau pada tahap implementasi praktis yakni partisipasi misalnya dalam hal gagasan, ide untuk dibicarakan dalam ajang G20," kata dia.
Dia berharap dengan banyaknya followers atau pengikut dari para influencer yang diundang tersebut, paling tidak banyak kaum milenial yang mengetahui ajang G20 , isu prioritas dan dampaknya bagi Indonesia.
Dirinya mengakui bahwa waktu yang diperlukan untuk menginformasikan hal tersebut terhitung sedikit, tetapi langkah tersebut akan melengkapi upaya-upaya Kominfo yang telah berjalan pada saat sebelum perhelatan G20 tahun ini yakni sejak Indonesia diberi tanggungjawab sebagai tuan rumah G20 pada KTT G20 di Roma, Italia, 31 Oktober 2021.
"Justru karena waktunya sudah sedikit, makanya kami menggunakan orang-orang yang berpengaruh supaya cepat, tetapi dalam tingkat terbatas. Kita sudah menggandeng Maudy Ayunda, meminta bantuan Padi Reborn, bahkan Agamawan seperti ustad Dasad Latif kami minta untuk menyosialisasikan G20 itu. Cuma memang tidak semasif sekarang dimana sosialisasinya terdesain," kata dia.
Baca juga: Menkominfo: anggota G20 siap bangun infrastruktur TIK
Baca juga: Menkominfo: anggota G20 siap bangun infrastruktur TIK
Dia berharap para influencer yang hadir dapat menerjemahkan isu-isu yang awam di mata masyarakat menjadi isu yang mudah dipahami dengan bahasa-bahasa yang sederhana, tidak kaku dan kekinian dengan pola pendekatan sebagai seorang influencer dalam media sosial.
Pertemuan yang berlangsung di Nusa dua, Badung, Bali tersebut dihadiri oleh para influencer ternama seperti Ayudia Bing Slamet, Ditto Percussion, Lia Waode, Petra Sihombing, Aquilla Firrina, Putu Bulan, Ni Made Westny Dwijayanti, Harival Zayuka, Anneke Jodi, Rhesa Putri, dan juga Dilla Amran dari Kantor Staf Presiden Republik Indonesia.