"Satu orang itu (pasien usia 17 tahun) tidak dicuci darah, karena ketika kita beri obat, fungsi ginjalnya membaik, mungkin inflamasinya berkurang," kata Dokter Nila di Denpasar, Senin.
Sebelumnya, Dokter Nila menerangkan bahwa sejak Agustus 2022, pasien gagal ginjal akut misterius atau Acute Kidney Injury (AKI) yang dirawat RSUP Prof Ngoerah berjumlah 17 anak terdiri dari 10 laki-laki dan tujuh perempuan, dengan saat ini 11 anak meninggal dunia, lima orang dipulangkan, dan satu anak rawat inap.
"Dari lima yang dipulangkan ada yang obat anti peradangannya dilanjutkan, tapi diturunkan (dosisnya) pelan-pelan. Sedangkan cuci darah syukurnya tidak lanjut, biasanya ada CKD Chronic Kidney Disease (gagal ginjal kronis), tapi lima ini tidak. Artinya suatu proses peradangan yang bisa teratasi ginjalnya membaik, tidak berlanjut jadi kronis," ujarnya.
Baca juga: RS Bali Mandara jelaskan kasus mata biru bocah Buleleng
Sementara satu pasien yang hingga saat ini masih melakukan perawatan merupakan seorang anak usia 17 tahun, sebelumnya gadis itu sudah mendapat perawatan di beberapa rumah sakit karena mengalami demam dan nyeri perut.
"Waktu itu gejalanya tanggal 9 Oktober 2022, di RS rujukan ditemukan kencingnya berkurang 0,1 mililiter per kilogram berat badan per jam. Mudah-mudahan kita tidak terlalu lama merawat ya, artinya sampai lima hari ini pengobatannya sudah kita berikan. Perkembangan pasien membaik, mudah-mudahan minggu ini bisa pulang," kata Dokter Nila kepada media.
Ia menjelaskan kondisi pasien usia 17 tahun itu ketika masuk fungsi ginjalnya turun sekitar 79 persen, kemudian penurunannya menjadi 61 persen. Pada tanggal 14 Oktober 2022, penurunannya 54 persen, tanggal 15 Oktober, penurunan berkurang menjadi 46 persen, artinya saat ini fungsi ginjalnya 53,9 persen.
Baca juga: RS Unud sediakan CRRT untuk pasien COVID-19 dengan gagal ginjal
Dari 17 pasien yang masuk ke RSUP Prof Ngoerah, 13 di antaranya melakukan cuci darah, dua orang belum melakukan cuci darah, dan dua lainnya tidak ada indikasi cuci darah meskipun mengalami gagal ginjal.
Sebanyak 10 dari 13 pasien yang menjalani cuci darah, kata dia, mengalami fungsi ginjal yang membaik, tetapi beberapa diantaranya meninggal dunia karena penyakit misterius itu telah merambat ke organ tubuh lain seperti otak dan jantung.
Hingga saat ini, dokter anak di RSUP Prof Ngoerah itu belum dapat menjamin seluruh pasien gagal ginjal akut misterius dapat sembuh dengan total, hal tersebut lantaran perlunya waktu hingga lima tahun ke depan untuk penelitiannya, pun juga karena penyakit ini kerap merambat.
"Pesannya, apapun penyebabnya, kita akan berproses sebaik baiknya mencari penyebabnya. Kepada masyarakat apapun sakit anaknya, tetap perhatikan intensitas kencingnya," tutup Dokter Nilawati.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pasien gagal ginjal akut misterius di RSUP Prof Ngoerah membaik