Badung (ANTARA) - Aliansi Mahasiswa Bali untuk Lingkungan Hidup (AMB-LH) memanfaatkan FSC General Assembly di Nusa Dua, Kabupaten Badung, untuk menyebarkan selebaran brosur berisi edukasi soal lingkungan hidup dan kondisi yang terjadi saat ini.
"Tujuan kami mengajak untuk meningkatkan dan peduli terhadap lingkungan hidup. Untuk bagi-bagi brosur, di sini ada diskusi yang mengangkat isu hutan, jadi kami sebarkan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris," kata Juru Bicara AMB-LH Ni Luh Putu Meriandani di Kabupaten Badung, Senin.
Selain memberi edukasi mengenai lingkungan hidup, Meri menjelaskan bahwa tujuan dari AMB-LH adalah mengajak masyarakat lokal maupun mancanegara yang hadir di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) mengenal FSC (Forest Stewardship Council) sebagai dewan pengawasan hutan.
"Kami mengarah ke bagaimana FSC, mungkin kekurangan atau penyimpangannya. Bukan kesalahan karena salah dan benar harus ada yang memutuskan, kami di aliansi tidak memutuskan itu. Kami hanya memberi masukan, untuk mencari jalan keluarnya," ujar dia.
Dalam brosur yang dibagikan mencapai 100 lembar itu, AMB-LH menunjukkan sejumlah kondisi yang terjadi soal lingkungan hidup khususnya hutan, mulai dari pemberian sertifikat FSC bagi perusahaan yang dinilai kurang tepat, hingga aksi demonstrasi dari petani di Indonesia.
Baca juga: LSM: Ribuan desa pesisir Indonesia Timur terancam perubahan iklim
"Kita tahu lingkungan hidup saat ini sangat buruk. Sudah banyak pengaruh dari pencemaran maupun manusia. Jadi sesuai dengan tujuan organisasi, prinsip kedua dari FSC kita harus menjaga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pekerjaan secara ekonomi, lingkungan hidup tidak hanya sebagai bahan pokok saja tetapi bagaimana memanfaatkan lingkungan hidup tapi tidak merusak," kata Meri.
Aliansi mahasiswa tersebut mengumpulkan sejumlah kasus terkait dengan permasalahan kehutanan dan lingkungan hidup. Kumpulan konflik yang pernah terjadi tersebut digunakan untuk dukungan dalam meningkatkan tugas FSC.
"Ada beberapa kasus terkait lingkungan hidup, kemungkinan itu ada kekeliruan antara masyarakat dari FSC sendiri. Jadi kami bersama-sama ingin meluruskan, bagaimana kita sebagai manusia menjaga lingkungan hidup," ujar juru bicara AMB-LH kepada media.
Meri menuturkan bahwa pihaknya sebagai generasi muda merasa wajib tahu dan mempertanyakan keseriusan FSC dalam melestarikan hutan dunia, khususnya sebagai rakyat yang mewarisi hutan agar tak semata-mata berkaitan dengan bisnis.
Saat AMB-LH membagikan selebaran edukasi soal lingkungan hidup itu sebagian besar penerima menunjukkan antusias dengan meminta kontak terkait untuk diajak berdiskusi.
Baca juga: Pertemuan menteri lingkungan hidup G20 bahas pendanaan atasi krisis iklim