"Kami berkomitmen untuk terus menjaga ketersediaan komoditas minyak goreng melalui pendistribusian ke seluruh Indonesia," kata Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Frans merinci pendistribusian minyak goreng terbanyak berada di Jawa Timur dengan angka mencapai 13,16 juta liter, Sumatera Utara 7,99 juta liter, Lampung 6,62 juta liter, Jawa Barat 6,52 juta liter, dan Jakarta 4,88 juta liter. Sedangkan, Papua dan Papua Barat menjadi daerah dengan angka pendistribusian terkecil yang masing-masing 840 liter dan 13.200 liter.
ID FOOD juga melakukan pendistribusian melalui platform digital Warung Pangan. Aplikasi digital hasil sinergi dengan Kementerian Perdagangan maupun aplikasi digital Sistem Informasi Minyak Goreng Curah (Simirah) sinergi Kementerian Perindustrian itu telah terdistribusi sebanyak 2,57 juta liter sampai 23 Juli 2022.
Holding BUMN Pangan alias ID Food resmi terbentuk. Salah satu hal yang difokuskan dalam tugas pokok holding BUMN pangan ini adalah distribusi logistik.
Holding BUMN Pangan tersebut terdiri dari PT Perusahaan Perdagangan Indonesia/ PPI PT Sang Hyang Seri, PT Perikanan Indonesia, PT Berdikari, PT Garam dan PT Rajawali Nusantara Indonesia/ RNI sebagai Induk Holding BUMN Pangan.
ID FOOD merupakan Induk Perusahaan Holding BUMN Pangan yang sebelumnya dikenal dengan nama dagang RNI. Langkah ID FOOD, berawal pada pertengahan abad XIX melalui pendirian N.V. Handel My Kian Gwan oleh Oei Tjien Sien, di Semarang, pada 1 Maret 1863. Pada perkembangannya, N.V. Handel My Kian Gwan lalu menjadi induk usaha (holding company) yang membawahi sejumlah usaha meliputi agroindustri, alat kesehatan, serta perdagangan dan distribusi.
Holding BUMN Pangan tersebut terdiri dari PT Perusahaan Perdagangan Indonesia/ PPI PT Sang Hyang Seri, PT Perikanan Indonesia, PT Berdikari, PT Garam dan PT Rajawali Nusantara Indonesia/ RNI sebagai Induk Holding BUMN Pangan.
ID FOOD merupakan Induk Perusahaan Holding BUMN Pangan yang sebelumnya dikenal dengan nama dagang RNI. Langkah ID FOOD, berawal pada pertengahan abad XIX melalui pendirian N.V. Handel My Kian Gwan oleh Oei Tjien Sien, di Semarang, pada 1 Maret 1863. Pada perkembangannya, N.V. Handel My Kian Gwan lalu menjadi induk usaha (holding company) yang membawahi sejumlah usaha meliputi agroindustri, alat kesehatan, serta perdagangan dan distribusi.