Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengatakan Rumah Resiliensi Indonesia (RR-I) yang digelar seiring 7th Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Provinsi Bali adalah untuk mendukung upaya pengurangan risiko bencana.
“Rumah Resiliensi Indonesia ini bertujuan untuk menggemakan narasi Indonesia Tangguh, mendukung pencapaian tujuan nasional, dan memperluas jangkauan GPDRR kepada para mitra pentahelix serta khalayak luas di Indonesia dan di dunia” katanya dalam keterangan tertulis diterima di Nusa Dua, Bali, Senin.
Ia mengatakan Rumah Resiliensi Indonesia (RR-I) sebagai prakarsa BNPB bersama organisasi-organisasi masyarakat sipil dan lembaga-lembaga donor dan internasional di Indonesia, serta lembaga usaha dan komunitas dengan dukungan penuh dari Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Provinsi Bali.
RR-I yang diadakan di Art Building Bali Collection, lokasinya hanya berjarak hanya 500 meter dari venue GPDRR itu, selama pekan ni akan digelar 90 mata acara terkait penanggulangan bencana dan resiliensi. Di dalamnya ada diskusi, temu wicara, demo ketangguhan bencana sampai penampilan seni budaya.
Baca juga: PBB dorong banyak negara laporkan sistem peringatan dini bencananya
“Rumah Resiliensi Indonesia ini sungguh mencerminkan semangat gotong royong, sebagai modalitas sosial bangsa Indonesia, dan dijadikan penjenamaan nasional yang mendasari kerjasama penanggulangan bencana dari Indonesia untuk dunia” kata Koordinator Panggung Resiliensi, Puji Pujiono.
Kegiatan panggung tersebut diselenggarakan secara gotong royong oleh 11 kementerian/lembaga; hampir 40 LSM/CSO/Jaringan; 4 Universitas, tiga organisasi internasional, empat badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serta jaringan lembaga bisnis.
Ia mengatakan acara ini dapat dinikmati khalayak luas, pegiat pengurangan risiko bencana, serta tamu-tamu internasional di GPDRR untuk mengunjungi RR-I untuk melihat dari dekat penanggulangan dan ketangguhan bencana Indonesia.
Sementara itu, Petugas Kantor Urusan Kemanusiaan PBB di Indonesia Titi Moektijasih mengatakan Indonesia kaya pengalaman dalam menangani bencana mulai dari gempa, tsunami, banjir bandang, longsor, likuifaksi bahkan pandemi, dimana Indonesia termasuk salah satu negara yang cukup tanggap dan tangguh.
“Gotong-royong banyak pihak yang membuahkan capaian penanggulangan bencana, respons kemanusiaan dan penguatan ketangguhan ini perlu terus diperkuat sebagai suatu showcase kepada masyarakat global,” katanya.
Baca juga: Menko PMK: Pertemuan GPDRR diawali pembahasan pemulihan setelah pandemi
Melalui pesan-pesan naratif, susunan acara, tata letak pameran, delegasi, para tamu undangan dapat mengikuti secara runut, diawali dengan, bagaimana komunitas tangguh, tumbuh dan berkembang, dengan adat dan budaya yang mendasarinya dan mampu menghadapi risiko, merespon bencana dan pulih lebih kuat, kata dia.
Kemudian delegasi dan undangan akan dapat mendalami bagaimana sektor usaha kecil menengah dapat bertahan saat pandemi dan mampu bangkit kembali pasca bencana.
Sementara gerai-gerai pameran akan menggambarkan tanggung jawab kolektif, manajemen kolaboratif penanggulangan bencana sebagaimana tertuang dalam Rencana Induk Penanggulangan Bencana Indonesia (RIPB) 2020 – 2024.
Dalam kaitan itu, Ketua Harian Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Bali I Gede Sudiartha menggarisbawahi bahwa penyelenggaraan Rumah Resiliensi dan Global Platform yang diperkirakan akan melibatkan 5.000 orang tamu dari negara-negara dunia itu, merupakan suatu pengakuan terhadap ketangguhan kehidupan sosial budaya dan ekonomi Provinsi Bali, dan sekaligus penanda kebangkitan pariwisata di Bali.
RR-I dirancang sebagai jendela bagi masyarakat dunia untuk melihat dari dekat betapa Indonesia senantiasa diancam oleh bahaya bencana, dan dengan semangat gotong-royong, hidup dengan risiko itu sementara terus bangkit dan menuju pembangunan berkelanjutan, katanya.
Rumah Resiliensi Indonesia dukung upaya pengurangan risiko bencana
Senin, 23 Mei 2022 14:34 WIB