Gianyar (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI Made Mangku Pastika mengatakan pemberdayaan potensi puri yang merupakan tempat tinggal raja-raja Bali zaman dahulu, dapat menjadi wisata alternatif di Bali untuk menarik kunjungan wisatawan dan sekaligus menjaga warisan budaya.
"Sejarah raja-raja Bali tentu juga harus disampaikan kepada generasi muda kita, maupun kepada orang luar dengan kemasan yang mudah diterima," kata Pastika saat berdialog dengan Penglingsir Puri Ageng Blahbatuh Anak Agung Kakarsana, di Gianyar, Selasa.
Menurut dia, warisan budaya yang begitu luhur dan tersimpan di berbagai puri di Bali, dengan dikemas sedemikian rupa, tentunya akan menjadi suguhan wisata yang luar biasa.
Pastika mencontohkan istana yang ada di Beijing, China, mampu dikemas menjadi daya tarik wisata yang modern dan memberikan keuntungan ekonomi, tanpa meninggalkan budaya dan tradisi yang ada.
"Saya pernah mengalami itu. Hidup dilayani seperti halnya pangeran ataupun raja-raja China, lengkap dengan pakaiannya. Jadi, cara-cara seperti itu juga bisa diterapkan di puri di Bali," ucapnya pada dialog bertajuk Perintis Desa Wisata Puri Ageng Blahbatuh itu.
Baca juga: Puri Kauhan Ubud bangkitkan kesadaran konservasi air dengan SSS II
Ia pun menceritakan ketika menjabat Gubernur Bali, pernah bercita-cita merintis "One Day Tour" yaitu wisatawan dapat menikmati paket wisata, dimulai dari Puri Ageng Blahbatuh, lalu ke pura, mengunjungi pasar, juga dapat menikmati keindahan sungai dan sawah.
Bahkan, saat itu, Pastika juga membiayai staf Pemprov Bali yang juga tokoh puri untuk studi banding ke Beijing agar bisa melihat langsung pengelolaan istana di Negeri Tirai Bambu itu.
"Karena orang (wisatawan) juga ingin mengetahui dan merasakan bagaimana kehidupan para raja-raja, mendapatkan pelayanan seperti raja. Seperti apa tempat tidurnya, tata cara makannya," ujar anggota Komite 2 DPD itu.
Meski dalam kondisi pandemi COVID-19, Pastika mengajak masyarakat agar tetap bersemangat untuk mendorong kunjungan wisatawan karena potensi terbesar Bali adalah di sektor pariwisata.
"Wisata puri ini tentunya akan sangat diminati oleh wisatawan yang menghargai budaya," katanya pada acara yang juga dihadiri Bandesa Adat Blahbatuh Wayan Kantor itu.
Baca juga: Yayasan Puri Kauhan Ubud dorong kreativitas masyarakat dalam bersastra Bali
Sementara itu, Penglingsir (tokoh) Puri Ageng Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Anak Agung Kakarsana mengatakan pihaknya juga berharap agar ke depan puri-puri di Bali juga bisa ditampilkan seperti di China.
Contohnya di Blahbatuh yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Gianyar juga memiliki banyak potensi, baik di bidang kesenian, keindahan alam, hingga sejarah tokoh Kebo Iwa yang dikenal pengabdiannya luar biasa.
"Kebo Iwa dengan pengabdiannya membantu petani membuat sarana irigasi dan bendungan, sehingga menjadi orang besar yang dihormati saat itu. Pesan moral dari semangat pengabdian Kebo Iwa ini ingin kami angkat, juga hendaknya ditampilkan dalam pergelaran," ucapya.
Selain itu, saat ini Puri Ageng Blahbatuh dengan peninggalan puri yang seluas 4 hektare tersebut juga memiliki program kebersihan lingkungan terkait penanganan sampah plastik.
Ia berharap ada masukan dari berbagai pihak untuk mengangkat kembali potensi Blahbatuh. Pihaknya juga sudah bertemu tim ahli untuk rencana pengembangan museum raja-raja Bali dalam bentuk "museum hidup".