Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan program Kalkulator Jejak Karbon (carbon footprint calculator/CFPC) dan kompensasi karbon (carbon offset) untuk memenuhi komitmen pariwisata berkelanjutan sekaligus memperkuat reputasi sebelum Presidensi atau Keketuaan G20 berjalan.
"Di awal tahun ini kami sudah meluncurkan program kalkulasi jejak karbon dan program 'offseting' yang berkolaborasi dengan Jejak.in untuk memenuhi komitmen pariwisata berkelanjutan dan memperkuat reputasi kami sebelum Presidensi G20 dan seterusnya," kata Sandiaga dalam sesi Climate Heroes - The G20 Presidency: How To Defend The Planet yang diadakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) secara daring diikuti di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif membutuhkan pahlawan-pahlawan lokal, juara-juara iklim sebagai akselerator, dan pelaku pembangunan berkelanjutan untuk mengatasi perubahan iklim.
Untuk mencapai pariwisata yang berkelanjutan tersebut, maka kolaborasi dengan pentaheliks sangat dibutuhkan untuk menyiapkan dan program dan aksi konkrit yang berdampak luas ke masyarakat, menjaga pembangunan keberlanjutan dan menjaga Planet Bumi.
Baca juga: KemenPUPR kurangi penggunaan bahan beton jelang KTT G20/Bali
Strategi pariwisata dan ekonomi kreatif akan mendukung nilai-nilai sosial ekonomi melalui upaya membuka kesempatan kerja baru, mendukung bisnis lokal, menjaga lingkungan hidup, mempertahankan warisan budaya, dan mendorong pengunjung lebih membaur dengan komunitas setempat.
"Kami percaya bahwa semakin banyak kita menjaga dan melakukan konservasi, semakin makmur masyarakat kita," ujar Sandiaga.
Sektor pariwisata dan industri kreatif, menurut dia, memiliki banyak potensi untuk berkontribusi mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030. Dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bergerak semakin mendekati arahan pembangunan berkelanjutan berdasarkan pada nilai-nilai universal hak asasi manusia, yakni kesetaraan, pemerataan, mendorong pembangunan lingkungan sosial dan ekonomi agar tidak ada yang tertinggal.
Itu sejalan dengan arah baru pembangunan pariwisata yang ditopang dengan inovasi, adaptasi dan kolaborasi dengan kerangka konseptual pariwisata yang berkualitas, ramah lingkungan dan berkelanjutan, tutur dia.
Hal itu, menurut dia, juga berhubungan dengan upaya yang diambil untuk mengikuti tren yang dihadapi pariwisata saat ini yaitu lebih lokal, pribadi, lebih kecil dalam ukuran yang memprioritaskan dimensi kebersihan, kesehatan, keselamatan dan keberlanjutan lingkungan yang memadukan penerapan teknologi.