Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster berharap dengan pembukaan dan peresmian Kantor Konsulat Republik Korea di Pulau Dewata dapat mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara dan sekaligus meningkatkan kerja sama saling menguntungkan kedua pihak di berbagai bidang.
"Saya berharap dapat memberikan dampak positif pada peningkatan kerja sama bilateral antara Pemerintah Indonesia, khususnya Bali dengan Korea Selatan, di bidang pariwisata dan bidang yang lainnya potensial," kata Koster saat menghadiri peresmian Kantor Konsulat Republik Korea di Bali, di Denpasar, Jumat.
Menurut Koster, Korea Selatan saat sebelum pandemi COVID-19 memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap kunjungan wisman ke Provinsi Bali.
Dia mengemukakan, seperti pada 2018 dengan kunjungan mencapai lebih dari 140 ribu orang, kemudian meningkat menjadi sekitar 240 ribu pada 2019. Namun, pada 2020 karena dampak pandemi COVID-19, kunjungannya menjadi sekitar 42 ribu wisatawan.
Baca juga: Gubernur Bali minta Banggar DPR perjuangkan keadilan fiskal
Dengan pembukaan konsulat di Provinsi Bali, Koster berharap kunjungan wisatawan dari Korea Selatan dapat ditingkatkan mencapai sekitar 300 ribu orang pertahun, seiring dengan semakin melandainya kasus COVID-19.
"Ini menjadi kesempatan untuk meningkatkan kerja sama kedua negara yang saling menguntungkan dan memberikan manfaat bagi kedua negara, tentu dengan melihat keunggulan masing-masing," ucapnya.
Selain itu, Koster juga melihat Korea Selatan sudah sangat maju dalam teknologi dan transportasi sehingga dapat menjadi pembelajaran bagi Bali dalam perbaikan dan penataan pembangunan Bali.
Terlebih, belum lama ini sudah dilakukan pembahasan secara virtual dengan Pemerintah Korsel terkait pengembangan infrastruktur yang terkoneksi dan terintegrasi dengan mengedepankan penggunaan kereta api dan kendaraan berbasis baterai.
Sementara itu, Konsul Jenderal Korea di Bali Moon Young-ju juga berharap hal yang sama dengan Gubernur Bali. Setelah pembukaan konsulat di Bali akan semakin meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dengan Korea Selatan, dan khususnya dengan Bali.
Selain itu, kata dia, diharapkan semakin banyak wisatawan dari Korea yang berkunjung ke Bali dengan rasa percaya diri, aman dan nyaman.
"Bali merupakan tujuan wisata kelas dunia. Warga kami masih sangat ingin datang ke Bali untuk liburan ataupun bulan madu di sini," ucapnya.
Namun, kata Moon Young-ju, aturan masa karantina bagi wisman yang ke Bali selama tiga hari menjadi penyebab masih ada keragu-raguan mereka untuk berwisata ke Bali karena lama tinggal mereka saat berwisata rata-rata 4 sampai 5 hari.
"Kalau tidak ada karantina, pasti orang Korea datang ke Bali. Saya kadang-kadang ditanyakan, bagaimana datang ke Bali tanpa karantina? Saya berharap tahun depan sudah tidak ada kebijakan karantina," ucap konsul yang merupakan alumni mahasiswa Universitas Indonesia itu.
Baca juga: Bali targetkan pendapatan daerah 2022 sebesar Rp5,04 triliun
Konsulat Republik Korea di Bali ini menjadi Konsulat Republik Korea pertama di luar Jakarta. Meskipun baru diresmikan hari ini, pelayanan kekonsuleran di kantor konsulat yang beralamat di Jalan Moh Yamin No 8 Denpasar, Provinsi Bali, itu pelayaran kekonsulerannya sudah mulai dibuka sejak Maret 2021.
Sementara itu, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Korea untuk Indonesia Park Tae-sung mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak sehingga kantor konsulat dapat dibuka di Provinsi Bali.
"Bali merupakan tujuan wisata internasional dan sudah sangat terkenal dengan keindahan alamnya. Jika kondisi pandemi COVID-19 sudah membaik, tentu akan semakin banyak yang berkunjung ke Bali," katanya.
Pihaknya juga mengucapkan selamat kepada Bali yang dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaran KTT G20 pada tahun 2022 dan sejumlah pertemuan tingkat Menteri Keuangan dimulai pada Desember tahun ini.
Gubernur: Pembukaan Konsulat Korea di Denpasar dongkrak kunjungan wisman
Jumat, 26 November 2021 21:27 WIB