Oleh I Ketut Sutika
Denpasar (Antara Bali) - Kepiawaian, kharisma dan keahlian dalam bidang tabuh dan tari yang dimiliki sosok pria itu menjadi modal untuk mengadakan lawasan ke mancanegara, antara lain Jepang, Italia, Taiwan, Amerika Serikat, dan India.
I Gusti Ngurah Padang (58), pria kelahiran Karangasem, 31 Desember 1954 adalah seorang seniman serba bisa yang senantiasa mendapat kesempatan untuk mengadakan lawatan ke luar negeri untuk menghibur masyarakat internasional.
Suami dari Dewa Ayu Oka Yuniari selama hampir 27 tahun sejak 1985 sebagai penggarap, pembina tabuh dari tari di Kabupaten Karangasem dalam mengikuti kegiatan Pesta Kesenian Bali (PKB) tingkat Provinsi.
Lawatan perdana ke luar negeri untuk memperkuat tim kesenian Bali mengadakan pementasan di Osaja, Jepang pada tahun 2003 dengan tujuan yang sama.
Selain itu, ia juga pernah mendapat kepercayaan sebagai instuktur melatih gong kebyar kepada masyarakat Indonesia maupun masyarakat Jerman di Kedutaan Besar RI di Berlin.
Sebagai pelatihan kesenian Bali di luar negeri dilakoninya selama empat bulan dalam kurun waktu 20 Oktober 2009 hingga Januari 2010. Setelah kembali ke Tanah Air kepercayaan itu kembali datang untuk melanjutkan pembinaan di Kedubes yang sama, juga selama empat bulan, 19 Oktober 2010 sampai 7 Januari 2011.
Ayah dari dua putra dan putri itu juga pernah tampil dalam berbagai kegiatan nasional, antara lain mewakili Bali dalam Pekan Karya Cipta Seni Pertunjukkan Tradisional di Jakarta, yakni penggarap iringan Tari Gebug Ende pada tahun 1991.
Selain itu pernah mendapat kepercayaan mewakili Bali dalam festival musik tradisional di Jakarta tahun 1993 dan tahun 2011 memimpin tim kesenian Bali pentas ke istana presiden di Jakarta.
Dalam rangka memeriahkan kemerdekaan RI itu menampilan garapan tari Puspa Hredaya dan penampilan tim kesenian Bali cukup sukses, karena mendapat perhatian besar, termasuk dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Berkat kegigihan
Ayah dari I Gusti Ayu Melisyari Dewi dan Gusti Bagus Angga Wiguna itu memiliki kemampuan dalam bidang tabuh dan tari Bali, berkat kegigihannya belajar tabuh dan tari Bali sejak usia dini.
Demikian pula menciptakan sejumlah tabuh dan tari untuk kepentingan festival gong kebyar Pesta Kesenian Bali (PKB) maupun karya-karya yang bernuansa ritual, upacara Pitra Yadnya dan Dewa Yadnya.
I Gusti Ngurah Padang berhasil melahirkan karya seni yang inovatif, ramun secara artistik dalam format baru. Alunan instrumen musik tradisional tersebut cukup memikat perhatian penikmatnya, karena diolah dengan penataan tetabuhan yang disikapi dengan teknik penyajian dan tidak terikat pada ensambel tertentu.
Selain itu memanfaatkan instrumen lepas sesuai kondisi dan situasi panggung pementasan. Karya monumental itu lahir dari pembelajaran menuju proses penuangan analisis berkesenian.
Selain itu juga membina sejumlah sekaa kesenian, khususnya gong kebyar anak-anak, dewasa dan sekaa gong wanita yang mewakili Kabupaten Karangasem ke PKB.
Kepiawaian memainkan seluruh alat musik tradisional Bali itu, dengan senang hati ditularkan kepada seniman-seniman muda yang terhimpun dalam sekaa gong di sejumlah banjar di daerah ujung timur Pulau Bali.
Aktivtas sebagai pembina dan pelatih gamelan dilakoninya lebih dari tiga dasa warsa hingga sekarang. Sukses melatih sekaa gong dalam satu banjar, dilanjutkan ke banjar lainnya, bahkan beberapa sekaa antri menunggu giliran.
Dengan demikian jadual untuk memberikan latihan untuk mencetak kader penerus seni budaya Bali, baik seniman tabuh maupun tari itu cukup padat.
Berkat prestasi, dedikasi dan pengabdiannya secara terus menerus tanpa putus asa sosok Gusti Ngurah Padang mendapat segudang penghargaan seni dari pemerintah kabupaten, provinsi, nasional maupun internasional.(IGT/T007)
Tari Modal Ngurah Padang Ke Mancanegara
Senin, 23 Juli 2012 16:19 WIB