"Kami menyiapkan segala sesuatunya, dan melayani repatriasi sebanyak 199 WN Australia," kata Stakeholder Relation Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara I Gusti Ngurah Rai Taufan Yudhistira saat dikonfirmasi di Badung, Bali, Rabu.
Ia mengatakan kegiatan ini diiniasi oleh Pemerintah Australia kemudian mengajukan ke Pemerintah Indonesia melalui Provinsi Bali.
"Kami tidak tahu alasan secara pasti kenapa repatriasi WN Australia ini, tapi kami tetap menyiapkan segala sesuatunya dan melayani ratusan WN Australia," ujarnya.
Sebagian besar kata Taufan, WN Australia ada yang dari Bali, Medan, Jakarta dan Surabaya.
Baca juga: Imigrasi Bali deportasi WNA Rusia tolak isolasi mandiri
Sementara itu, Konsul Jenderal Australia di Bali Anthea Griffin dalam siaran persnya mengatakan bahwa pemerintah Australia telah bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Provinsi di Bali untuk memfasilitasi penerbangan komersial ke Australia dari Denpasar, Bali.
Penerbangan ini telah diatur untuk memungkinkan warga Australia yang rentan, yang penerbangannya telah dibatalkan atau opsi transit tidak lagi tersedia, untuk kembali ke Australia.
Ia mengatakan bahwa Pemerintah Australia terus melakukan berbagai langkah untuk mendukung warga Australia yang ingin kembali ke Australia.
"Australia berterima kasih kepada Pemerintah Indonesia, dan Pemerintah Provinsi di Bali sudah mendukung penerbangan komersial yang difasilitasi ke Australia ini," ujarnya.
Baca juga: WNA Rusia di Bali dideportasi pasca-karantina COVID-19
Baca juga: WNA Rusia di Bali dideportasi pasca-karantina COVID-19
Selain itu, Pemerintah Australia juga memberikan bantuan kesehatan COVID-19 kepada Pemerintah Indonesia.
Paket tersebut di antaranya dalam bentuk peralatan medis terkait oksigen dan lainnya, termasuk 1.000 ventilator, hingga 700 konsentrator oksigen, lebih dari 170 tabung oksigen dan berbagai bahan habis pakai dan suplai medis lainnya. Kemudian, 40.000 alat uji rapid antigen, dan 2,5 juta dosis vaksin AstraZeneca untuk tahun 2021.
Paket tersebut di antaranya dalam bentuk peralatan medis terkait oksigen dan lainnya, termasuk 1.000 ventilator, hingga 700 konsentrator oksigen, lebih dari 170 tabung oksigen dan berbagai bahan habis pakai dan suplai medis lainnya. Kemudian, 40.000 alat uji rapid antigen, dan 2,5 juta dosis vaksin AstraZeneca untuk tahun 2021.