Medan (Antara Bali) - Sejarahwan Anhar Gonggong mengemukakan, konflik antarmasyarakat yang akhir-akhir ini sering terjadi di beberapa daerah karena rendahnya jalinan komunikasi budaya.
"Komunikasi budaya harus terus menerus dibina antarmasyarakat agar kemudian hari tidak terjadi konflik lagi ," katanya dalam seminar publik "Cross Cultural Fertilization: Sebuah Strategi Kebudayaan" di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan, Kamis.
Ia mengatakan, Indonesia terdiri atas berbagai etnis yang tentunya memiliki perbedaan dalam kebudayaan.
Agar perbedaan itu tidak menimbulkan konflik, katanya, masing-masing pemeluk kebudayaan harus memperkenalkan kebudayaan yang dimilikinya.
"Dengan demikian akan timbul saling pengertian antarpemeluk kebudayaan atas perbedaan tersebut. Kenapa budaya perlu, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai positif budayanya sendiri," katanya.
Ia mengemukakan, kebudayaan memiliki peran sangat penting dalam memajukan atau menurunkan kualitas hidup suatu bangsa. Untuk itu, katanya, Indonesia perlu menerapkan konsep Cross Cultural Fertilization (penyerbukan silang antarbudaya).(LHS/T007)
Komunikasi Budaya Rendah Picu Konflik
Kamis, 28 Juni 2012 16:00 WIB